9

47 13 86
                                    

"Tak... Jim... Jujur kalian suka Valerie kan?" tanya Jevan tiba-tiba.

Taka dan Jimin yang sedang beraktivitas sendiri langsung terdiam. Begitupun Jevan, ia langsung terdiam setelah menanyakan itu. Ntah kenapa hatinya bersiap untuk menerima apa pun jawaban dari Taka dan Jimin.

"Gue punya cewek, jadi gak mungkin lah suka Valerie," kata Jimin memecah keheningan.

"Gue juga punya gebetan," timpal Taka.

"Kalo lo gimana?" tanya Jimin kepada Jevan.

"Sama, gue juga punya incaran. Lagian gue cuma anggap Valerie sahabat gak lebih."

"Bagus lah, kita itu temanan dari kecil jangan sampe perasaan spesial ngebuat kita ribut," ujar Taka yang disetujui kedua sahabatnya.

🏘️🏘️🏘️

Paginya, Valerie memasukan Ipad, buku dan juga alat tulisnya kedalam tas yang akan dia bawa ke kampus hari ini. Sebelum pergi, Valerie mengambil roti yang ada di laci meja belajarnya dan memakannya.

Di kamar Valerie memang ada makanan ringan yang sengaja di simpan oleh Nesya. Nesya tau jika Valerie sering begadang memainkan game atau mengerjakan tugas, sehingga dirinya sengaja menyimpan makanan itu agar mempermudah Valerie jika lapar.

"Sayang, makan dulu yuk. Mamah udah siapin nasi goreng kesukaan kamu," ajak Devira dari luar kamar Valerie.

Ingin Valerie menolak tapi ia tidak tega kepada ibu tirinya itu. Pasti dia meluangkan waktu berharganya hanya untuk membuat makanan untuk Valerie sarapan.

"Iya Mah, bentar lagi Vale turun," teriak Valerie dari dalam kamar. Ia menghabiskan terlebih dahulu rotinya dan langsung keluar dari kamar.

Valerie menghampiri meja makan yang hanya ada Devira disana yang tengah menyambut dirinya dengan hangat.

"Sayang, ada yang mau mamah katakan sama kamu," ujar Devira saat Valerie telah duduk di kursi.

"Apa Mah? Bahas yang kemarin? Lupain aja lagian aku udah sering di tuduh gitu sama papah." Valerie menyuapkan nasi goreng itu ke mulutnya.

"Maafin papah kamu yah, dia selalu tersulut emosi. Semalem Papah kamu nangis-nangis karena telah nampar kamu dan juga maaf karena kami tidak membaca pesan kamu," ujar Devira sambil memegang tangan Valerie lembut.

"Lupain aja Mah, lagian Papah emang begitu," kata Valerie masih memakan nasi gorengnya. "Mah, sewain kost deket kampus dong. Kayanya Vale ngekost aja deh, biar gak terlalu repotin orang-orang."

Devira terkejut dengan permintaan Valerie, ia merasa tidak enak jika menolak permintaan anaknya ini tapi suaminya pasti akan menolak mentah-mentah jika dirundingkan dulu pun.

Melihat Devira yang lebih memilih diam, Valerie sudah tau jika ibu tirinya ini pasti tidak akan pernah mengizinkannya. "Kalo gak bisa yaudah." Valerie meminum air putih yang telah disiapkan lalu bangkit dari duduknya dengan wajah kesal.

"Mamah lebih milih beliin kamu kendaraan dari pada harus sewakan kost. Kamu tau sendiri kalo Papah kamu itu kaya gimana, dia pasti gak akan ngizinin."

Valerie melihat ke ibu tirinya, ada rasa bersalah karena permintaannya pasti membebani ibu tirinya. "Aku tau, kalo gitu yaudah gak papa aku gak keberatan kok dan juga Valerie gak butuh mobil selagi ada kendaraan umum. Vale pergi," pamit Valerie yang langsung pergi begitu saja.

TETANGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang