17

32 3 0
                                    

Motor matic yang di kendarai Taka, berhenti di depan rumah milik Valerie.

"Makasih yah, udah nemenin hari ini," kata Valerie.

Taka mengangguk, "sana masuk, nanti ada yang marah." Sudah jelas ini ditujukan untuk siapa dan Valerie menanggapinya dengan tertawa.

Clekk....

Pintu rumah Valerie terbuka, menampakan seorang pria paruh baya yang baru saja keluar dari rumah. Pria itu menatap kedatangan Valerie dan Taka, percayalah hati mereka sedang menciut seolah nyali mereka hilang begitu saja.

Pria itu menghampiri keduanya yang saling tatap, mereka yakin jika pria itu akan marah.

"Kalian dari mana?" Tanyanya santai, tidak ada nada kemarahan.

"Maaf om, Taka tadi ngajak Valerie makan Bakso yang lagi viral itu. Taka gak tau kalo bakalan antri," jawab Taka. Dia tidak berbohong, mereka sempat mengatri terlebih dahulu namun tidak terlalu panjang. 

"Baiklah, Valerie kamu masuk kedalam rumah sekarang dan Taka segeralah pulang, sudah larut malam." 

"Baik om." Taka menyalakan motornya. "Om, Le, pulang dulu yah." 

Taka memutar balikan motornya, untuk pulang ke rumahnya. 

"Papah mau kemana?" tanya Valerie saat melihat ayahnya yang hendak akan pergi.

"Jemput Victoria, dia tadi ke rumah temennya tapi belum pulang soalnya mobilnya tiba-tiba saja mogok. Sana masuk nanti masuk angin."

Valerie mengangguk, lalu dirinya memilih untuk pergi kedalam rumah dengan perasaan cemburu. Walau hubungan mereka telah membaik tapi tetap saja perhatian ayahnya lebih tertuju kepada Victoria.

Saat ingin masuk kedalam kamarnya, Valerie mendengar tangisan ibu tirinya. Valerie mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam kamar. Ia lebih memilih untuk mencari ibu tirinya, mungkin dengan kehadirannya bisa menenangkan sang ibu. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar perkataan sang Ibu.

Valerie kaget saat mengetahui penyakit yang di derita oleh kakaknya. Penyakit langka yang cukup berbahaya. Sekarang, ia paham kenapa Victoria menerima banyak kasih sayang karena Victoria memiliki penyakit yang sangat berbahaya.

"Ternyata selama ini gue salah, gue kurang memahami mamah dan papah. Mereka memanjakan Victoria karena mereka tidak tau kapan lagi mereka bisa memanjakannya."

Valerie membalikan badannya untuk masuk kedalam kamarnya dengan perasaan yang berkecamuk. Sebenci apapun dirinya kepada Victoria tapi Victoria tetaplah kakaknya. Valerie tidak ingin Victoria menderita dengan sakitnya, dia ingin Victoria sehat seperti dirinya.

-

"Bang, lo balik dari jajan Bakso semalem keliatan bahagia banget," kata Bagas. Mereka tengah berada di ruang tamu, Taka sedang bersiap untuk berangkat kuliah begitupun sedangkan Bagas baru saja selesai olahraga. Berbeda dengan Haidar yang sedang bermain dengan kucingnya dan menjadi bagian nyimak obrolan kedua kakaknya.

"Emang gue gak boleh bahagia?"

"Boleh sih, cuman semalem lo keliatan bahagia banget."

"Lo akan tau jawabannya nanti. Yaudah gue pergi dulu," pamit Taka yang langsung keluar dari dalam rumahnya.

Taka menyalakan motornya, tapi matanya terus saja memandangi rumah Valerie yang gerbangnya masih tertutup rapat. Senyumnya merekah, saat tiba-tiba gerbang rumah itu terbuka dan tak lama dari itu mobil berwarna putih keluar.

Taka langsung mengikuti mobil milik Valerie setelah mobil itu melewati rumahnya. Senyum Taka melebar saat motor yang dia bawa berhasil menyeimbangkan laju kecepatannya dengan mobil Valerie. Kaca mobil terbuka, menampakan wajah Valerie yang tersenyum kepada Taka.

TETANGGA Donde viven las historias. Descúbrelo ahora