14

28 5 0
                                    

'There's nothing wrong with making ourselves happy in the best way we have"

Namire terduduk di kursinya dan mendengarkan beberapa ucapan selamat yang dilontarkan keluarga besarnya kepada Antony dan Bella. Tangannya mencengkram bagian bawah kemeja yang dirinya pakai. Namire iri karena saat dirinya masuk kuliah tidak ada ucapan selamat yang terlontar dari bibir mereka. Bahkan tidak ada perayaan seperti ini.

Jake bisa memahami jika sang kakak tengah bersedih, ia menoleh kepada kakaknya yang tengah melamun. "Jake gak akan pergi ke kampus luar negeri kok, Bang. Jadi jangan merasa sendiri."

"Kenapa? Lo harus pergi biar keluarga kita gak di tindas terus. Kasian Mamah dan Papah," jawab Namire sambil menyuapkan steik ke dalam mulutnya.

"Karena cita-cita gue bukan Harvard, UI, ITB, Stanford, MIT dan segengnya."

"Terus cita-cita lo apa?" Namire menatap adiknya. Ia sedikit was-was, takut jika adiknya akan memilih tida kuliah.

"Kuliah di HYBE University jurusan teknik industri, jadi ketua angkatan, punya IPK gede dan lebih utamanya jadi lo." Jake mengucapkannya dengan percaya diri. Dia sangat yakin jika kelak dia akan menjadi seperti kakaknya yang pintar, menjadi mahasiswa terbaik dan yang paling di utamakannya adalah mendapatkan nilai terbaik dari seluruh mahasiswa.

"Kenapa pengen jadi gue?"

"Lo pintar, lo baik ke semua orang, lo juga disiplin, lo punya sifat kepemimpinan dan banyak kesempurnaan lainnya yang tertutupi dengan sifat ceroboh dan sikap polos lo."

Namire tersenyum, ternyata di keluarganya masih ada yang menjadikannya sebagai motivasinya. Walau keluarga besarnya menatapnya sebelah mata dan di cap gagal dalam belajar, tapi ada juga yang menjadikannya sebagai motivasi. Mungkin ini bisa jadi obat untuk luka yang diberikan oleh keluarga besarnya kepada Namire.

Waktu berlalu, mereka telah sampai di dalam rumah. Namun ada yang berbeda dari ayahnya, Ayahnya menatap Namire dengan serius.

"Namire, bagaimanapun caranya kamu harus bisa masuk MIT untuk magistermu."

Rasanya seperti tersambar petir karena ternyata ayahnya memiliki ambisi yang sama dengan saudaranya yang lain. Tentu hati Namire sangat sakit karena tuntutan ini, rasanya sangat tertekan.

Namire tidak menjawab permintaan ayahnya, Namire memilih pergi dari hadapan keluarganya dan masuk kedalam kamar untuk beristirahat.

-

Mempersiapkan pernikahan cukup melelahkan bagi Maurin dan juga Bayu. Pernikahan mereka akan dilaksanakan bulan depan namun semuanya telah dipersiapkan dari sekarang. Pernikahan ini memang tidak akan mewah, melainkan hanya pernikahan sederhana yang akan dihadiri tetangga dan beberapa rekan bisnis mereka.

Kali ini, Maurin dan Bayu sedang memilih baju pernikahan mereka. Sedangkan anak-anaknya, mereka tengah di ukur untuk membuat setelan baju jas. Walaupun pernikahan yang akan mereka adakan sederhana, tapi mereka tetap banyak menghabiskan uang hanya untuk hal seperti contohnya baju pernikahan yang mungkin hanya terpakai sekali saja.

Maurin tidak menyewa baju pengantin, ia lebih memilih membuat gaun sederhana namun tetap elegan sesuai dengan impiannya yang belum tercapai. Sedangkan Bayu, hanya mengikuti kemauan Maurin tanpa berkomentar sedikitpun.

Setelah selesai dengan kegiatannya, Kelima pemuda itu memilih untuk pulang lebih dulu. Mereka mengatakan akan berkumpul dengan teman-temannya dalam rangka membahas mengenai pernikahan Bayu dan juga Maurin.

Renal kali ini bertugas menyetir mobil, ia membawa mobil dengan cepat namun penuh kehati-hatian. Di sampingnya ada Jin yang tengah bernyanyi di ikuti oleh Leo yang juga ikut bernyanyi. Rayyan? Dia tengah ber galau ria karena kapal yang dia tumpangi selama ini karam di lautan drama Permata Residence dan Levan dia masih terdiam karena belum terlalu setuju dengan pernikahan ayahnya. Tapi apa yang bisa dia buat selain mengiyakan sebagai bentuk dirinya menghormati ayahnya. Levan sama seperti anak yang lainnya, ingin bisa membahagiakan orang tua walaupun berat tapi dia tetap mengizinkannya selama ayahnya bahagia.

TETANGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang