16

30 3 2
                                    

Taka membonceng Valerie dengan motor matic milik Haidar. Awalnya akan menggunakan motor miliknya, tapi dikarenakan tidak ada bensinnya jadi Taka mengurungkan niatnya. Taka tidak meminjam motor kepada Bagas karena adiknya yang satu ini agak pelit. Jadi Haidar lah yang harus meminjamkan motornya, tentu saja dengan syarat bensinnya harus di ganti.

Kenapa tidak memakai mobil? Karena menurut Taka menggunakan mobil ke tempat itu akan sangat merepotkan. Bukan karena tempatnya kecil, tapi karena parkirannya yang tidak luas dan jalannya pun kurang bagus.

Selama perjalanan mereka saling diam, Taka kalo membawa motor memang gak banyak bicara. Beda dengan Jevan yang banyak bicara,tapu Valerie rindu itu. Akhir-akhir ini Jevan tidak menjemputnya, sekalipun berangkat barengan dia pasti selalu memakai earbuds dan teleponan dengan kekasihnya.

Walau baru dua minggu Jevan memiliki kekasih, bagi Valerie ini seperti dua tahun. Dulu setiap malam, Jevan akan menelponnya untuk membahas apa saja yang terjadi di hari itu, membicarakan Gavin, ayah dan ibunya atau mungkin menceritakan aib-aib kedua sahabatnya.

Ternyata benar apa kata orang, jika wanita dan pria bersahabat pasti salah satunya ada yang menyukainya. Dan sepertinya disini Valerie yang terlalu baper dengan semua perhatian dan perlakuan Jevan kepadanya. Valerie terlalu menyalah artikan semuanya. Selain itu, dia terlalu banyak mendengar kata-kata kakak, tetangganya yang lain tentang Jevan yang menyukainya.

Air mata Valerie kembali turun, ia semakin mengeratkan pelukannya. Sedih rasanya jika mengingat Jevan. Hatinya bagai di sayat oleh pisau yang sangat tajam. Sesaat, dirinya membenci sikapnya yang mudah terbawa perasaan.

Begitupun dengan Taka, ia kaget karena mengetahui jika Valerie menyukai Jevan. Hatinya terasa sakit, tapi lebih sakit saat mengetahui kekasih Jevan itu Nara. Ada perasaan tak tega karena keputusan yang dia buat, Valerie tidak bisa menggapai cintanya. Andai waktu bisa diputar kembali, mungkin Taka tidak akan membuat keputusan itu hanya karena cemburu melihat Jimin dan Jevan yang selalu bersama Valerie. Selain itu, mungkin saja Jevan dan Nara tidak akan bersatu.

Merasakan pelukan Valerie yang semakin erat, Taka meyakini jika gadis ini sedang menangis. Taka merasakan tubuhnya bergetar, apa ini yang selalu Valerie lakukan jika sedang sendiri?

Apa benar semua perkataan Rex tempo hari?

Flashback...

Senin pukul 20:45

Pada hari itu, Taka baru saja pulang dari toko buku untuk membeli buku yang harus dia gunakan untuk mata kuliah yang berlangsung hari rabu. Namun, ada sekelompok geng motor yang menunggunya dia depan mobilnya.

Taka tidak mengenal mereka, selain pria yang rambutnya di ikat. Pria itu yang membuat Jevan sangat cemburu sampai akhirnya dia memiliki kekasih. Pria ini juga yang membantu Valerie saat sedang dalam bahaya, tapi ini pertama kalinya bagi Taka bertemu langsung dengan dia.

"Lo sahabat Valerie kan?" tanyanya dengan santai.

"Kenapa?"

"Dia depresi cukup parah, tolong jaga dia." Pria itu menyodorkan map coklat kepada Taka

Taka membuka map itu dan mengambil dokumen didalamnya. Melihat dokumen ini membuat Taka tidak percaya dengan apa yang di derita oleh Valerie.

"Lo tau dari mana?"

"Kakak gue seorang psikolog, gue saat itu datang untuk minta duit tapi gue malah ketemu Valerie yang keluar dari ruangan kakak gue."

Taka terdiam membaca dokumen tentang sahabatnya, ia terus mengulang kalimat yang sama agar tidak ada kekeliruan. Rasanya Taka ingin berlari untuk memeluk Valerie, menghiburnya dan tentu saja membuatnya bahagia.

TETANGGA Where stories live. Discover now