10

39 9 45
                                    

Rayyan tengah berjalan menuju rumah makan Hensem. Dia disuruh oleh Renal untuk membeli beberapa makanan untuk makan malam. Sedangkan Renal tengah mencuci mobilnya, karena besok dia akan libur kuliah jadi sebelum libur mobil harus bersih biar pas dipake liburan gak kotor.

Jarak perumahan ke rumah makan Hensem itu gak jauh jadi Rayyan memilih untuk jalan kaki saja. Namun setelah ia sampai di tempat itu, dirinya melihat sosok yang sangat ia kenali tengah berbincang-bincang dengan seorang pria yang sangat ia kenali juga. Mereka terlihat sangat akrab, tangan mereka saling bertautan dan terlihat semburat kebahagiaan di wajah mereka.

Kaki milik Rayyan mendekati kedua orang itu dengan ekspresi wajah kaget dan juga sedih.

"Mamah, Om Bayu?" kata Rayyan yang membuat keduanya kaget.

"Rayyan," kaget keduanya, tangan mereka yang saling bertaut di lepas begitu saja. Maurin tidak ingin anaknya mengetahui hubungan mereka, dirinya belum siap menerima kenyataan yang akan dirinya terima nantinya.

"Mamah, lagi apa disini? Bukannya Mamah harus ke sanggar tari?" Pertanyaan dari Rayyan ini membuat Maurin kikuk. Ia tadi berbohong untuk pergi ke sanggar tari, namun kebohongannya terbongkar.

"Tadi Mamah mau ke sanggar tapi ternyata murid Mamah banyak yang izin jadinya dibatalin. Terus Mamah mampir kesini dulu buat beli makan," jelas Maurin deg-degan.

"Mamah bohong, Mamah jelasinnya gak liat mata Rayyan. Mah, gak mungkin jika Mamah sekedar beli makanan tapi pegangan tangan," kata Rayyan. Ntah kenapa air matanya tiba-tiba meleleh, ia takut jika sosok ayahnya akan tergantikan dengan sosok lain.

"Ray..."

"Cukup Om! Rayyan gak mau papah baru. Papah Rayyan cuma satu yaitu Reza Alden Alaskar. Gak ada yang lain," ucap Rayyan memotong pembicaraan Bayu.

Rayyan pergi dari rumah makan dan langsung pulang ke rumahnya dengan berlari sambil menahan nangisnya. Ia akan melaporkan semuanya kepada Renal. 

Selama berlari, pikiran Rayyan tidak karuan. Bayang-bayang kejadian dimana Bayu dan Maurin saling berpegangan tangan memenuhi otaknya saat ini.

Sepuluh menit berlalu, Rayyan telah sampai di perumahannya. Disana ada Namire yang tengah menikmati kopinya dan Renal yang tengah mengelap mobilnya.

"Abang," kata Rayyan langsung memeluk Renal. Walau sering bergosip, tapi Rayyan itu termasuk anak manja.

Renal dan Namire kaget melihat Rayyan yang datang-datang langsung menangis.

"Adek gue yang ganteng kenapa nangis?" tanya Renal agak bercanda dikit. Walau sebenernya ia juga khawatir karena adiknya tiba-tiba menangis.

"Mamah selingkuhin Papah," lapor Rayyan yang membuat Renal menegang.

"Selingkuh? Mamah selingkuh gimana maksudnya?"

"Mamah selingkuh sama om Bayu, mereka pegangan tangan di Rumah makan om Bayu," jelas Rayyan masih menangis.

Tidak lama Maurin datang di bonceng oleh Bayu, ia tampak khawatir kepada Rayyan.

"Yang Rayyan bilang bener?" tanya Renal saat ibunya telah berada di depannya.

"Iya sayang," jawab Maurin seadanya. "Mamah akan jelasin semuanya, kita kumpul dulu yuk di dalam. Om Bayu akan panggil anak-anaknya dulu."

Namire yang tidak ingin ikut campur izin pergi pulang. Dirinya merasa tidak enak jika harus ikut campur, apalagi ini masalah keluarga.

🏘️🏘️🏘️

"Makasih yah Rex udah bantuin gue cari kost-kostan, walau belum nemu yang cocok," kata Valerie sedikit berteriak karena mereka sedang berada di motor.

TETANGGA Where stories live. Discover now