the better half of

1.3K 134 0
                                    

jun tak pergi, ia kembali namun tak menganggu kehidupan dannie.

sejujurnya ia melakukan ini, untuk dannie.

perlahan jun mendekati tubuh dannie yang tengah memejamkan matanya, ia tahu dannie belum tidur bahkan dari deruan nafasnya ia sudah mengetahui hal itu.

karena ia tak melihat jihoon disebelahnya, dengan perlahan ia mendekatkan tubuhnya disebelah tubuh mungil milik dannie. semua gerakannya itu senyap, mungkin hanya kedengaran seperti hembusan angin.

netranya memandang bagaimana wajah cantik dannie, benar benar cantik. itulah mengapa jihoon jatuh kedalam pesona dari dannie.

hal itu membuat jun tersenyum tipis,

"maafkan aku--

jeda jun tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah cantik dannie.

--- maafkan aku telah membuat banyak luka dihatimu" lanjut jun sebelum mengucapkan kata lagi.

"perlukah kau tau, aku mencintaimu dan cinta ku padamu itu sangat dalam"

"aku akan menjelaskan semuanya, walau nantinya kau tak mendengarkan lirihan ku tapi kau harus tahu semua itu dan mungkin setelah ini aku akan hidup dengan tenang tanpa bayang bayanganmu"

senyum jun melebar, ia mengelus puncak kepala dannie dengan lembut.

"kau selalu bermimpi tentang kenangan kita, dan berbagai mimpi buruk mengenai jihoon-- "

"--- aku tahu hal itu terjadi karena kau masih menjadi bayangan winter, dan chapetus tak akan pernah bisa membuatmu jauh dari jangkauannya maka ia memilih menjadikan mu sebagai kambing hitam dalam lingkar takdirnya"

jun menghela nafasnya panjang, ia menjadi sangat brengsek jika mengingat kejadian tempo lalu.

"aku tau itu, dan aku ingin kau tetap tersenyum setelah semua yang aku lakukan padamu"

"setelah ini semua tentangku akan hilang digantikan park jihoon, dia berbeda dengan ku dan dia lebih menyayangi mu dari pada diriku"

"---aku menyayangimu" lanjut jun sebelum akhirnya pintu kamar dibuka, dengan cepat jun pun menjatuhkan dirinya disamping kasur dan masuk kedalam bawah kasur.

****

pintu itu terbuka karena jihoon baru selesai mandi, netranya menangkap dannie yang tengah tertidur.

"katanya mau jalan, tapi malah tidur" jihoon berdecak, sebelum akhirnya ia menuju kelemarinya.

sembari menunggu si manis itu terbangun dari tidurnya.

"eungh, jii~ " rengek dannie lalu diiringi dengan menguap, terlihat mengemaskan bahkan kelucuan dan manisnya tak akan pernah pudar walau dia bukan winter lagi.

"hm, mau jalan? ada yang mau aku bicarain tapi karena kamu belum makan jadi sekalian kita makan malam diluar." ucap jihoon, namun tak dibalas oleh dannie karena si manis tengah kembali tidur dengan mengulung tubuhnya dengan selimut.

"hah, emang bener bener"

dengan perlahan, jihoon pun merangkak keatas kasur dan menarik selimutnya kasar namun tak membuat si manis itu membuka matanya. malah semakin menelusupkan wajahnya dikasur yang terbalut dengan sprei warna coksu.

"dannie." panggil jihoon dengan menggoyangkan tubuh si manis kekiri dan kekanan, hingga akhirnya mau tak mau dannie pun membuka matanya dan menatap tajam kearah jihoon.

jihoon yang melihatnya hanya menatapnya dengan pandangan datar, sebelum akhirnya ia pun mengangkat tubuh dannie dengan sekali gerakan hingga dannie yang tak siap pun hampir berteriak jika saja mulutnya tak dibungkam oleh mulut jihoon.

****


"jangan ngambek lagi dannie, nanti ku belanjain deh hoodie lagi." bujuk jihoon, karena sedari tadi dannie hanya diam tanpa merespon yang dilakukan jihoon.

"gamau." ketus dannie membuang mukanya, dalam hatinya dannie meronta ronta ingin membeli hoodie lagi tapi gamau balikan sama jihoon.

jadi dannie harus ngapain lagi?.

"bener gamau, yaudah kita jalan dulu nanti ada yang mau aku ceritain." ucap jihoon sebelum akhirnya melajukan mobilnya menembus malam yang sepi dan hanya hembusan angin yang terdengar begitu jelas tak lupa diiringi suara kendaraan yang berasal dari mobil jihoon.

"jii~, ini mau kemana kok ga sampe sampee" rengek dannie cemberut, jihoon hanya terkekeh sebagai balasannya.

dannie ga akan bisa jauh jauh darinya, buktinya sedari tadi dannie nyuri nyuri pandangan sama jihoon. dan tentunya jihoon cuman diam, walau hatinya udah ketar ketir karena dannie lucu banget.

"baru 5 menit, kurang 14 menit lagi baby" dannie semakin cemberut dibuatnya.

"lama banget" eluh dannie, jihoon tentu hanya memakluminya. udah kebiasaannya.

"sabar dannie, itu ada handphone bisa dimainin" balas jihoon tanpa mengalihkan atensinya, ia masih fokus pada jalanan yang mulai mengelap hanya diterangi oleh cahaya bulan dan lampu jalanan.

"gamauu, maunya jihoon" kan mulai, modelan kaya gini pengen banget diculik terus dibawa ke jerman.

bukan dijual, tapi diajak kawen.

"iya waiting oke"


****


"waaaah, itu lucu bonekanyaa" pekik dannie saat melihat ada beberapa buah boneka kucing dengan berbagai warna tentunya namun wajah masih tetap sama, ngeselin beda lagi kalo itu dannie.

"lucu darimananya?" tanya jihoon bingung, padahal muka kucingnya nyeremin tapi kok dannie yang cute gini seleranya aneh aneh.

tapi kalo dipikir pikir, dia jadi keinget sesuatu dan tentunya dia gatau itu apaan dan kapan.

yang dia tau, dannie milikknya ^_^

"ih lucu tau, kaya jihooon~" seru dannie bertepuk tangan heboh, membuat jihoon tersenyum lebar hanya melihat bagaimana manisnya dannie saat tengah senang.

sepertinya bukan ide yang buruk, jika mengenalkan dannie kepada ayahnya. lagipun, ia tak akan bisa dan tak akan pernah mau meninggalkan si kecil sendirian bahkan untuk jangka waktu yang tak terbilang sedikit.


Tbc

niat mau tak cepetin End-nya
cuman rasanya masih kurang puas hehe.

tembus 60 vote😇, aku update lagii.

⠀Kitten ー Hoonsuk⠀Where stories live. Discover now