me

1.7K 115 3
                                    

sinar matahari masuk melewati celah gorden berwarna putih, hingga masuk kedalam netra dannie yang masih mengumpulkan kesadarannya sebelum akhirnya bangun.

dannie pun membuka matanya perlahan, mengucek matanya sebentar sebelum akhirnya dirinya masuk kedalam kamar mandi guna merilekskan tubuhnya.

"jii~ bangun" panggil dannie setelah selesai melakukan ritual paginya.

sebelum membangunkan bayi besarnya, dannie menyempatkan beberapa detik waktunya untuk membuka gorden hingga cahaya masuk menerobos masuk kedalam kamarnya dan membuka jendelanya guna menganti udara yang ada didalam kamarnya.

"jii~ " panggil dannie lagi, sembari menggoyangkan tubuhnya diatas tubuh kekar jihoon.

karena sejujurnya, dannie merasa lapar dan ingin makan. karena semalam diperjalanan ia tak memakan apapun, selain tidur dengan memeluk tubuh jihoon sebagai bantalnya.

tentu tak ditolak oleh jihoon, karena itung itung dapet pelukan hangat dari si manis.

"bentar dannie, ji masih ngantuk" balas jihoon tanpa membuka matanya, lalu menarik tubuh dannie hingga si manis berada didalam pelukannya.

"ih tapi ini udah pagi jii" rengek dannie yang masih mencoba membangunkan jihoon.

"karena masih pagi makanya tiduran aja dulu, lagian ayah belum ngomel ngomel" balas jihoon sok ga peduli, padahal kenyataannya dia gatau bakalan dapet masalah apa kalau ayahnya kesurupan reog.

"tapi-

ucapannya terpotong kala jihoon membekap mulut dannie dengan keteknyaー apasih bahasa sopannya?.

"udah diem, atau ku buat berisik sekarang juga" ancam jihoon lalu kembali memeluk tubuh mungil dannie, hingga membuat dannie pasrah dan akhirnya membalas pelukan jihoon.

"heeeng, dannie laper" lirihnya sebelumnya ia kembali masuk kedalam mimpinya, tanpa tau jihoon mendengar lirihannya karena sebelumnya ia belum tertidur pulas.

"hah, bego lu jihoon"

****

suasana kantor sekarang menjadi mencekam, ditambah dinginnya udara musim semi membuat karyawan kantor merasakan dingin tak lupa dengan rasa gugupnya, takut kena amuk atasannya yang tengah memandang datar layar ponselnya.

"jihoon belum berangkat?" tanya ayah dengan wajah dinginnya, sekarang menuju pukul 8 dan belum ada tanda tanda kehadirannya dari anak bungsunya itu.

"belum tuan, mau aku jemput mungkin ada kendala disana" ucap salah satu bodyguard pekerja yang selalu mendampingi sang ayah.

"silahkan, kalau dia belum siap paksa dan suruh datang kesini. ada pertemuan khusus yang seharusnya jihoon pimpin dan ketahui sekarang" ucapnya, dan diangguki oleh dua bodyguard yang akan berangkat menyusul tuan muda park jihoon.

"dan, cari tahu siapa pemuda manis yang sekarang tinggal bersama jihoon. sepertinya aku pernah melihatnya" lanjutnya,

"siap tuan, perintah kami laksanakan" balasnya.

****

side pair jeongkyu.

"kyu mau sarapan diluar ga? ada yang mau aku bicarain" ucap jeongwoo yang baru selesai mandinya, sembari menatap lekat junkyu yang baru selesai mandinya.

"bentar, aku mandi dulu" ucapnya, lalu beranjak menuju kamar mandi untuk melakukan ritualnya sebelum dirinya sarapan dan menerima kenyataan hidup.

"maaf ya, kayaknya kehadiran ku bakalan ga lama lagi buat mandang wajah cantikmu sebelum akhirnya aku pergi lagi karena kita gaboleh selalu bergantung secara terus menerus" lirih jeongwoo memandang sendu pintu kamar mandi yang sudah ditutup rapat oleh junkyu.

dirinya menghela nafasnya panjang, pikirannya menyesal mengikuti perintah chapetus. nyatanya, ia dijadikan kambing hitam agar dannie kembali ke lotus namun siapa sangka jun lebih tau rencana chapetus daripada dirinya.

dan sekarang, ia harus pergi sesuai janjinya karena tak dapat mengembalikan dannie ke chapetus.

"gw bodoh, dan lebih bodoh daripada abang sendiri"

.
.
.

"kamu mau ngomong apa woo?" tanya junkyu yang ingin tahu, karena sedari tadi jeongwoo selalu mengalihkan perhatiannya dengan candaan yang selalu ia buat setiap harinya.

hatinya sedikit senang, namun ada yang jangal.

jeongwoo tak menjawab, namun dirinya malah menarik junkyu hingga duduk ditepi taman dan duduk dirumputan sembari menikmati lirihan angin yang tentunya jeongwoo tahu bahwa angin itu tengah menertawakan kebodohan jeongwoo.

ia tak marah, lebih ke jengkel tapi ditahan. karena suasana tengah tak mendukung sekali rasanya, ada rasa kecewa namun memang itu sudah menjadi balasannya.

"woo, ih ngelamun terus perasaan akhir akhir ini" heran junkyu tuh, memang bener ada yang jangal dan itu ada dihati dan perasaan jeongwoo.

"kyu, setelah ini janji jangan sedih dan nangis tiap malem lagi ya. aku mau ngomong, kalau ini udah waktunya aku pergi dan aku beri salam supaya kamu tahu kalau hidupku disini sudah selesai" ucap jeongwoo dengan menundukkan kepalanya, junkyu hanya menatapnya sendu dan tak bisa berkata kata lain.

selain hatinya masih kosong, karena perkataan jeongwoo yang menginginkan pergi. ia tak menyangka, orang yang dititipkan hatinya, tak se ekspetasi pikirannya.

jeongwoo yang selalu menjadi mood maker hatinya, sekarang akan pergi dan tentunya ia tak siap namun junkyu bukan orang yang pemaksa jika ia memilih pergi. karena ia terlampau realistis.

"kalau itu keputusanmu, aku juga bakalan lupain kamu. makasih, seharusnya aku tahu kalau kamu itu beda" ucap junkyu menahan tangisnya, sebelum akhirnya pergi meninggalkan jeongwoo yang menatapnya sendu.

"argh, bodoh woo"

****

jaehyuk yang baru kelar pekerjaan rumahnya, langsung membuka pintu apartemen karena mendapat ketukan nyaring diluar.

"hiks jaee" tangis junkyu pecah, membuat dengan sigap jaehyuk memeluk tubuh junkyu dan membawanya kedalam. biar ga disangka iya iya.

"lu kenapa kyu, lu hamil anak siapa" panik jaehyuk, paniknya terakhiran karena sedari tadi junkyu cuman nangis.

"gw ga hamil bangsat, gw mau nangis" ucapnya, sebelum akhirnya ia kembali menangis dan dengan sigap jaehyuk memeluk tubuh junkyu dan memberikan kehangatan yang pas seperti yang selalu junkyu lakukan dulu sewaktu dirinya masih lemah dan belum mempunyai pegangan yang kokoh untuk berdiri sendiri.

"jangan nangis lagi kyu, kalau ada yang jahat bilang. gw gatega ngeliat, orang yang gw sayang ngerasa sakit yang udah lama dipendem sendirian." ucap jaehyuk sembari menenangkan kembali.

tanpa tahu, ada tempe yang baru saja digoreng dengan gosong karena suasana diapart jaehyuk terasa panas.

Tbc

bentar, mau nyelesein jeongkyu sebelum akhirnya balik lagi ke hoonsuk ^_^

⠀Kitten ー Hoonsuk⠀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang