01. Damara High School

332 70 212
                                    


Happy reading 🖤

.

"Jadi, bagaimana kelanjutan kasus siswi TS, madam Lucy? Apa benar, penyeledikan akan dihentikan?"

"Lalu bagaimana dengan para siswa, apa kegiatan belajar mengajar dan asrama akan di rumahkan sementara waktu?"

"Madam Lucy, anda dan sekolah anda sedang menjadi sorotan..."

"Maaf-maaf sebelumnya para reporter yang terhormat, kami tidak bisa menjawab pertanyaan kalian satu persatu, karena tidak semua dalam ranah kami. Tapi, kami berjanji akan tetap memberikan kelanjutan serta garis besar dari—"

"Tidak apa-apa, Pak Ali." Madam Lucy menyela, kepala sekolah SMA Damara itu masih lengkap dengan black suit dan rok ketat selututnya, serta rambut hitam yang tergerai bergelombang sampai punggung.

Dengan gerakan dinamis wanita 33 tahun tersebut melepaskan kacamata hitamnya. Dan kalimat yang wanita karir itu baru saja potong adalah kalimat Pak Ali, juru bicara SMA Damara.

Keduanya berdiri berdampingan di tengah undakan tangga tepat setelah langkah mereka menuju parkiran dihadang oleh segerombol awak media, yang entah sudah beberapa hari kamping di sekitar sekolahnya.

Di antara madam Lucy dan Pak Ali, ada sekitar lima bodyguard berseragam hitam bertubuh besar tinggi, memakai kacamata hitam selaras yang pastinya akan setia 24 jam di sekitar wanita itu---meski badai dan hujan meteor sekalipun, mungkin.

Tak jauh dari tempat mereka, ada dua mobil polisi yang terparkir di antara deretan mobil para dewan pengajar. Warnanya yang mencolok sanggup mengalihkan perhatian.

Mungkin sudah tiga hari situasi seperti ini berjalan. Jika hari pertama nampak terasa risihnya, bahkan sejumlah siswa berani membolos saking menjengkelkannya para wartawan sembarang mengajukan pertanyaan tak tentu waktu.

Hari kedua lumayan kondusif, dari pihak kepolisian berjaga agar situasi yang kurang familiar seperti ini tak memberi tekanan pada siswa, dalam proses belajarnya. Sekolah kembali berjalan normal.

Dan puncak hari ketiganya, sekarang. Para awak media yang biasa melebih-lebihkan itu kembali datang setelah hasil keputusan pihak sekolah malam tadi memberitahukan, bahwa kasus "kematian" salah satu siswanya resmi lepas dari tanggung jawab sekolah.

"Setelah diselidiki lebih lanjut, dari berbagai kesaksian teman terdekat korban. Dan juga, beberapa sanak saudara. Bahwa, kematian siswa TS dipicu oleh hubungan yang berlebihan, keobsesian antara siswi TS dengan kekasihnya yang saat ini masih menjadi buronan. Dan sejumlah bukti yang kami temukan di ponsel serta pengakuan sahabat korban, bahwa keduanya baru menjalin hubungan sekitar dua bulan ini, via media sosial, dan sepakat akan bertatap muka tepat di hari siswi TS ditemukan tak lagi bernyawa."

Itu adalah sepenggal kalimat yang dilontarkan detektif Darma dari kepolisian yang bertugas malam lalu. Langsung diserbu awak media setelah kalimat lanjutannya bahwa kasus tersebut tak berhubungan sama sekali dengan pihak sekolah, karena sang tersangka tunggal, kekasih siswi TS--Tamara Sofiya--adalah orang luar yang sama sekali tak berkaitan apa pun dengan SMA Damara.

Madam Lucy melipat kacamata hitamnya tak lupa menyematkan senyum simpul pada bibir bergincu merah tebal miliknya. Tak munafik, pesona darah muda masih terpancar pada sosok kepala tiga itu.

Class Is OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang