09. Birthday present

134 45 176
                                    

Happy reading 🖤

.

"Jangan buka sosmed dulu! Gue maksa."

Gadis berhoodie maroon itu mengacak rambut sebahunya frustasi. Gara-gara drama di ruang BK beberapa jam lalu, Kalula harus rela kehilangan rambut semir birunya karena kejelian mata Pak Bagus yang melihat.

Sia-sia sudah Lula menutupinya sedemikian rupa setiap pengecekan kerapian.

Menatap wajahnya sendiri dalam cermin, Kalula mengutuk mengapa di hari spesial baginya malah kemalangan demi kemalangan yang ia dapat. Hari ini ia genap 18 tahun. Mari rekap kado apa saja yang sudah ia terima sedari semalam.

Pertama, double date dengan Mark serta Shiren shit yang menjadikan dirinya obat nyamuk. Kedua, masuk pada kandang Bumi yang akhirnya ia tahu, lelaki itu tak se innocent tampang saat pertama kali Kalula lihat. Ketiga, tarik ulur makan malam keluarga serta dilemanya memilih antara keluarga sang Ibu atau Ayah.

Keempat, masalah Gibran... Hah, Kalula menarik napas panjang memasukkan ponselnya ke dalam tas. Notifikasi beruntun ia dapat setelah unggahan anonim di akun gosip sekolah menyatakan ia adalah perusak hubungan Gibran dan Arsya--tunangannya.

Kalula tahu, bahkan sudah memperkirakan hal bodoh semacam ini akan menimpa pada dirinya sewaktu-waktu. Alasan, mengapa ia enggan membawa perasaan romantis pada hubungan pertemanan. Karena memang tak boleh ada!

Selanjutnya masalah Emily. Setelah mengetahui kabar dirinya bertamu BK dengan Gibran, gadis rambut kemerahan itu sebisa mungkin menghindari kontak mata dengan dirinya. Bahkan sepulang sekolah Kalula belum melihat Emy lagi di dalam asrama.

Kali ini hanya Rayyi yang berada di pihaknya. Anak ambis itu sudah dipastikan berada di perpustakaan, tak peduli huru-hara yang menimpa sahabatnya toh tak berdampak apa pun dengan dirinya. Nilainya jelas lebih penting.

Namun Kalula tetap bersyukur, meski terkesan cuek, Rayyi tetaplah Rayyi, yang menyampaikan kekhawatiran serta keperdulian dengan caranya sendiri. Seperti, mengirim pesan peringatan sebelumnya, agar Kalula tak membuka sosmed untuk menjaga kesehatan mental.

Selesai dengan urusannya di wastafel, Kalula keluar kamar langsung dihadapkan dengan segerombol cewek tengah bergosip ria sambil bisik-bisik menatap setiap langkahnya menyusuri koridor. Astaga, ingin rasanya berkata kasar.

Mencoba tak acuh meski jujur telinga dan tangan Kalula panas, tetap anggun Princess berjalan bahkan tak segan melempar senyum pada beberapa orang yang menurutnya hanya iri tersebut. Mereka membicarakan mu, karena kegagalan mereka berhasil kamu dapatkan. Setidaknya itu yang selalu menjadi acuan Lula setiap memikirkan para pembenci.

.

Tibalah di Apartemen Blue Heaven. Mana mungkin Kalula lupa tempat mewah yang baru pertama kali ia kunjungi meski gedung tinggi itu terlihat dari rooftop sekolahnya. Dahulu, Lula bahkan sempat tergiur ajakan ibunya untuk pindah ke tempat yang didominasi sultan tersebut kala pertama perceraian orang tuanya.

Ia menolak. Tentu saja. Tinggal di emperan toko sekalipun, tak akan ada yang berubah. Nasib keluarganya sudah susah diperbaiki. Saat itu Kalula berumur 10 tahun, berarti tepat 8 tahun yang lalu, karena kedua orang dewasa itu benar-benar berpisah di hari ulang tahunnya. Sekarang bayangkan seberapa besar sakit yang harus Lula tanggung setiap pertambahan umur.

Class Is OverWhere stories live. Discover now