1. We're Friends

457 43 9
                                    

Since F4 Thailand has end. Dan belum bisa move on dari chemistry Bright-Tu, so yea here another BrightTu AU.

Enjoy, Nda

Selamat membaca

Akira Kusuma, tinggi 183 cm,punya tubuh yang  proporsional,tampan, idaman.

Meski ia bukan seorang presiden mahasiswa, tapi siapa yang tidak mengenalnya? Hampir setiap penghuni kampus ini tahu siapa Akira. Akira yang tampan, jago basket, jago main gitar, punya suara yang bagus. Dan Akira juga ramah. Hampir seluruh makhluk berjenis kelamin perempuan akan takluk. Kecuali, Thitara Kenanga.

Thitara Kenanga, tingginya semampai, 165 cm termasuk tinggi untuk ukuran perempuan pribumi.

Thita, begitu ia kerap disapa. Thita cantik, manis, sering ikut kegiatan kampus, dan juga ramah. Pembawaannya yang supel dan easy going membuatnya cepat akrab dengan orang lain.

Akira dan Thita teman sejak keduanya duduk di bangku SMP. Kini diusia mereka yang ke dua puluh,keduanya tetap berteman baik. SMP,SMA, hingga ketika memasuki bangku universitaspun, mereka bersama.

Saat ini, Akira dan Thita duduk di bangku kantin. Bangku paling pojok favorit mereka.

"Ta,ntar sore jangan lupa tungguin. Gue latihan basket bentar. Udahnya ntar kita jalan."

"Hmm okay Aki."

"Kok Aki? Lo kira gue aki-aki?"

"Lah nama lo kan Akira. Masa iya gue panggil A'?"

"That sounds better. Apalagi kalo belakangnya di tambah Ayang. Ayang pake G."

Thita memutar bola mata, lalu menoyor pelan kepala Akira. Sejak dulu, nama panggilan selalu jadi bahan bercanda keduanya.

"Itu mah maunya lo!"

"Lo tuh suka banget noyor kepala gue. Ntar gue ketekin tahu rasa lo."

"Ih lo bau Aki. Minggir lo!"

"Lah nantangin nih anak."
Akira lalu memiting kepala Thita.

Bak Tom and Jerry, keduanya menunjukkan kasih sayang dengan saling usil.

"Stop,stop, aduh ampun sayang."

Mendengar kata sayang, tentu saja Akira langsung menghentikan tingkah usilnya. Memang, kata sayang yang keluar dari bibir Thita selalu mempan. Nasib temen jadi demen gini nih.

"Udah ah gue mau ke kelas. Semangat latihan basketnya sayang. See ya."

Double kill! Sayang dua kali.

Akira hanya bengong. Thita yang melihatnya tertawa. Senang sekali rasanya menggoda Akira. Kemudian ia segera menuju kelasnya.

"Ohooo gini nih kalau friendzone." Itu suara Marvel yang muncul dari belakang Akira.

"Friendzone gimana? Kan yang demen Akira doang." Lalu suara Janu terdengar menimpali Marvel. Keduanya tertawa bersama.

"Sialan! Ris, bantuin gue dong."

Haris mengangkat bahu tak acuh,lalu ikut duduk di sebelah Akira.

"Lagian ya lo kalau beneran suka bilang. Jangan cuman ngode doang. Laki bukan?"
Haris menepuk bahu Akira.

Akira meringis. Memang hanya Thita yang bisa membuat ia sebegini pesimis. Padahal banyak yang antre ingin menjadi kekasih Akira. Akira saja yang tidak ada niatan pindah ke lain hati.

F.R.I.E.N.D.SWhere stories live. Discover now