14. You Did Well

123 17 19
                                    

Hai, its been a while ya? Maafkeun:D

Enjoy, Nda ♡


Akira menggulir layar ponsel yang menampilkan pemberitahuan dari akun sosial media miliknya. Banyak teman-teman satu angkatan, adik tingkat bahkan beberapa kakak tingkat serta dosen yang menandai dirinya. Ucapan selamat serta terima kasih untuk Akira dan kawan-kawan satu timnya karena membawa nama universitas pada kemenangan turnamen basket kemarin siang.

Sebulan berlalu sejak sesi latihan berakhir. Seolah, semua kerja keras dan doa terbayar meski dengan kemenangan tipis unggul satu poin dari pihak lawan. Namun, tak mengapa. Akira dan yang lain bersyukur, sangat bersyukur.

Kedua sudut bibirnya tertarik kala melihat salah satu pemberitahuan yang ada.

thitarakenanga menyebut anda dalam ceritanya.

Sebuah foto candid yang menampilkan dirinya tengah mendribel bola oranye, dengan sebuah caption yang mungkin bagi orang lain biasa saja, tapi bagi Akira bermakna. You did well, tulis Thita di bawah foto Akira.

"Senyum-senyum mulu lo? Obat habis?" Janu mendorong pelan bahu lebar Akira.

"Ganggu aja lo Nu." sahut Akira lalu kembali terpekur pada ponselnya.

"Si Janu iri, ngga di semangatin ayang." ejek Kamal lalu di sambut tawa yang lain.

"Eh sorry ya. Gue ngga iri. Sama sekali." balas Janu menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya.

"Kita jadi liburan ngga guys?" tanya Marvel.

"Jadi lah. Lagian si Bos juga mau ultah kan? Sekalian aja gitu, party."

"Party mulu lo Mal. Sedekah Mal, sedekah." Janu menggelengkan kepala dramatis.

"Sedekah mah sembunyi-sembunyi, Nu. Jangan tangan kanan memberi, tangan kiri instastory." balas Kamal.

"Kalau tujuan instastory biar orang-orang pada ngikut sedekah mah, ngga masalah lah." ujar Haris.

"Noh dengerin kata Lord Haris."

"Cara menangkap orang kan beda-beda. Kita ngga bisa nyetir hati seseorang. Jadi kembali lagi ke diri kita sendiri niat instastory buat apa. Pandangan negatif dari segelintir atau bahkan banyak orang, pasti ada."

"Nah, ditambahin sama Ustadz Arfan. Lo nanti ngga usah ikut party Fan. Bahaya ntar." ucap Marvel bercanda.

Akira tertawa kecil, menggelengkan kepala melihat ketiga sahabatnya dan teman-teman satu tim basketnya. Yang entah sejak kapan jadi semakin akrab. Turnamen kali ini, selain membawa pada kemenangan, juga menambah kawan, pikir Akira. "Emang gue setuju buat party?"

"Nah loh, hayo loh." Mulut ember Janu menyambar pertama kali. "Tuh si Kamal mau party, Ki. Suruh aja dia party sendiri."

"Lah gue mah setia kawan. Masa iya temen-temen gue pada anteng, gue party sendiri? Gue ngga setega itu."

"Halah Mal, Mal. Lagak lo." Dion yang baru datang langsung menimpali. Laki-laki berambut cepak itu kini mengenakan t-shirt putih polos dipadu dengan celana bahan berwarna abu gelap selutut.

F.R.I.E.N.D.SWhere stories live. Discover now