17. she knows, maybe

103 11 8
                                    

"Gue duluan ya." pamit Marvel yang diangguki ketiga temannya.

"Tiati di jalan Marvel sayang. See ya." Janu mengedipkan sebelah matanya.

"Najis." Marvel sempat memberikan jari tengahnya pada Janu, kemudian melenggang pergi.

Janu tertawa keras sebagai respon, sementara Akira dan Haris lagi-lagi hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Janu yang senang sekali bertingkah usil.

"Ki anterin gue ya? Haris mau nemuin calon istrinya katanya."

Perhatian Akira beralih pada Haris. "Calon istri lo udah balik? Lo jemput Ris?"

Haris mengangguk. "Baru balik kemarin." jawab Haris singkat.

"Yaudah, ayok Nu buruan. Gue mau ke kedai. Mau nginep disana. Keburu kemalaman."

"Baru juga ba'da maghrib Ki. Lebai amat sih. Tapi gue mau ikut nginep di kedai aja deh."

"Yaudah ayo. Kita duluan ya Ris? Hati-hati lo nyetirnya." Akira dan Janu lalu berjalan menuju motor Akira yang masih terparkir rapi di sudut halaman warung.

Haris masih berdiri diposisinya, memperhatikan dengan seksama hingga Janu yang duduk dibalik kemudi berhasil menyeberang dengan benar.

Getar ponsel miliknya membuat Haris sedikit terkejut.

"Hallo,"

---

Thita merebahkan tubuh di kasur yang ada di kamar Jana. Menunggu Jana selesai mandi, Thita menggulir layar ponselnya.

Janu mengunggah sebuah video berdurasi singkat pada akun sosial medianya beberapa menit yang lalu. Tampak dalam rekaman tersebut, Akira memangku sebuah gitar yang entah milik siapa, karena Thita tahu betul bagaimana bentuk dan rupa benda kesayangan milik Akira. Haris yang sibuk dengan gawainya, Marvel yang bernyanyi dengan suara pelan. Di akhir video, Akira juga terlihat tertawa kecil entah karena apa. Iseng, Thita mengetikkan balasan.

"Akira udah kasih kabar?"

Thita menoleh pada Jana yang tengah berdiri di depan lemari. "Ha? Ngapain Akira kasih kabar gue?"

"Ya ngga ngapa-ngapain sih."

"Akira bukan terdakwa bebas bersyarat yang wajib lapor kali Na."

"Haha ya Akira kan emang terdakwa. Terdakwa praduga menggantung perasaan."

"Dih."

Jana terkikik geli. "Sebenarnya yang jadi terdakwa lo sih Ta. Coba deh, lo jangan main tarik ulur. Biar hati dan hidup lo jadi mujur."

Thita hanya mengangkat kedua bahunya.

"Lo marah ngga sih kalau gue deketin Akira?" tanya Jana tiba-tiba.

"Kok lo tanya gue? Ya deketin aja sih." Thita berkata pelan diakhir kalimat, sedikit tak yakin dengan perkataannya sendiri.

Jana yang kini telah berpindah duduk disamping tertawa kecil. "Beneran? Nanti lo yang kelimpungan."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 07, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

F.R.I.E.N.D.SWhere stories live. Discover now