11. No, That's Okay

96 14 3
                                    

Sorry Nda, yg kemarin ngga sengaja kepencet publish, hehe.

Komen apa gitu, biar rame:D





Selamat Membaca♡




Selamat Membaca♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Thita!"

Akira dan Thita menoleh. Disana, ada Haris yang lari dari parkiran.

"Santai bro. Kenapa lari-lari?" Akira menepuk-nepuk punggung Haris yang kini sedang membungkuk, mengatur nafas. Tak menghiraukan Akira, Haris menatap Thita.

"Jana mana Ta?" tanya Haris.

"Gue belum ketemu dia hari ini. Tadi malam dia ngabarin kalau dosennya ngga datang, jadi dia berangkat siang. Kenapa Ris?"

"Jana, Ta. Jana ngga ada di rumahnya."

"Ada acara keluarga mungkin, Ris." kata Akira mencoba memberi pendapat.

"Kalau ada acara keluarga gue pasti tahu, Ki."

"Oh iya, ya. Lo kan sepupunya." kata Akira pelan. Laki-laki jangkung itu menggaruk belakang kepalanya. Lalu kembali menepuk pundak Haris, mencoba menenangkan. Sementara Thita, ia sigap menghubungi Jana.

"Gimana?" Haris dan Akira kompak bertanya.

Thita menggeleng lesu. "Ngga aktif."
"Kak Rendi bukannya di rumah, Ris?"

"Ngga, Ta. Udah dari minggu lalu Bang Rendi ikut Om dan Tante ke Malang. Makanya Jana dititipin ke gue." Haris mengotak-atik ponselnya.

"Ada apaan nih? Tegang banget kayak nunggu hasil sidang." canda Marvel yang baru datang dengan Janu.

"Janu, lo tahu Jana dimana?" Haris ganti bertanya pada Janu.

Janu mengernyit. "Lah, mana gue tahu. Nyusul orangtuanya kali." jawab Janu. "Kan lo bodyguard pribadinya. Kok tanya saya." lanjutnya.

"Januar! Gue serius."

"Apaan sih Ris? Ya gue juga serius. Lo kan yang jagain Jana. Harusnya lo lebih tahu dia dimana."

"Ya kalau gue tahu, gue ngga akan nanya."

"Ya udah ngga usah nanya. Lo aja kaga tahu apalagi gue." Janu mengangkat bahu.

Haris maju selangkah. "Lo kok gitu sih Nu?!"

Siaga satu.

F.R.I.E.N.D.SWhere stories live. Discover now