Chapter Five - The Past

69 13 0
                                    

Off menyodorkan sebuah permen pada Gun dan mengambil tempat duduk di sebelahnya, di atas sofa sambil memandangi sebuah frame di dinding dengan tulisan. 'Mati itu sangat mudah, namun Hidup itu Dinamis.'

"Kau tau siapa yang memajang tulisan itu disana?" tanya Off pada Gun sambil meneguk segelas air.

"Kau?" tebak Gun sambil meliriknya.

Off mengangguk pelan dan tersenyum tipis dan melanjutkan. "Kau tau apa artinya?"

"Er..." Gun berpikir sejenak. "Mati itu mudah, tetapi...kau tidak tau apa yang terjadi jika kau tidak mati, karena hidup selalu berubah..."

"Jawaban yang bagus, Nong..." puji Off, dan ia pun mulai bercerita.

"Sebelum menjadi dokter, aku pernah bertemu seorang napi yang kabur dari penjara..."

"Bagaimana kau bisa bertemu dengannya?" tanya Gun penasaran dengan ekspresi terkejut.

Off membisu sejenak sebelum menjawab. "Dia menyanderaku."

"Ha?!" seru Gun tidak mengerti, ia lalu memutar tubuhnya menghadap Off sambil memasang ekspresi bingung.

"Ceritanya singkat, aku sedang di rumah sendiran, lalu tiba – tiba seseorang masuk dengan mencongkel jendela dan menyanderaku..."

"Apakah dia membawa senjata?"

Off mengangguk. "Sebuah pistol."

"Apa yang ia lakukan padamu?"

"Tidak ada..." sahut Off dengan menarik ujung bibirnya ke bawah dan melanjutkan. "Bahunya berdarah karena tembakan, jadi ia memintaku mengambil kotak P3K dan membantunya menghentikan pendarahan..."

"Dimana orang tuamu?"

"Ayahku sedang bekerja dan ibuku kebetulan sedang ke pasar..." sahutnya santai.

"Kau tidak takut?" Gun menyipitkan matanya dengan ekspresi heran. "Lalu apa yang terjadi selanjutnya?"

"Tentu saja aku takut, tetapi aku juga merasa kasian padanya..."

"Kau tidak bercanda, kan?" tanya Gun tidak percaya.

"Aku bertanya padanya seperti apakah hidup di penjara dan kenapa ia kabur..." ia berhenti sejenak. "Kau tau apa jawabannya?"

Gun tidak menjawab dan malas menebak.

"Dia mengatakan bahwa ia tidak ingin mati dan menjadi hantu gentayangan selamanya di penjara..." ujar Off sambil tertawa.

"Apakah dia divonish hukuman mati?"

"Aku tidak tau, aku tidak menanyakannya..." tutur Off dan melanjutkan. "Ia hanya mengatakan layanan kesehatan di dalam penjara sangat buruk, dokter tidak akan mendengarkan keluhanmu kecuali kau sudah berada di depan gerbang neraka, dan banyak napi yang mati karena penyakit dan bunuh diri...karena itu lebih mudah..."

Gun lalu mengambil kesimpulan. "Oleh karena itu kau memutuskan untuk menjadi dokter di penjara?"

"Bukan, tetapi karena rumah sakit besar menolakku..."

Gun tampak terkejut dan bingung. "Kau bercanda, kan? Kenapa mereka menolakmu?"

Ekspresi Off berubah seketika, ia kembali meneguk air sebelum menjawab. "Karena aku tidak punya gelar spesialis dan keluargaku tidak punya uang." Ia tertawa sinis dan menambahkan. "Lalu seorang dokter dari rumah sakit dimana aku ditolak memberikan tulisan itu padaku..." Off menunjuk tulisan di dinding.

"Dia juga bahwa mengatakan hidup itu sangat sulit, jika ingin mudah sebaiknya aku mati saja..."

"Apa?! Dokter macam apa itu?!" protes Gun dan hampir tersedak permen di mulutnya.

Bahasa Indonesia - I Saw Him, from Behind the Bar - ENDDove le storie prendono vita. Scoprilo ora