Chapter Twelve - Half Brother

61 11 0
                                    

Off sedang mengobati luka di bibir, wajah dan kepala Gun akibat pukulan, dan beberapa goresan di tangannya saat melakukan perlawanan sambil melarikan diri dari kejaran.

"Aku tidak menyangka mereka akan menggunakan cara kotor seperti ini untuk mendapatkan obat..." komentar Off setelah mendengar cerita Gun. "Chakrit memiliki kekuasaan dan koneksi yang kuat di dalam penjara, ia tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan, sebaiknya kau lebih berhati – hati..." ia mengingatkan Gun.

Gun menghela nafas panjang dan berkomentar. "Aku ragu, apakah aku akan berumur panjang dan keluar hidup – hidup dari penjara ini..."

"Jangan mengatakan hal – hal yang tidak beruntung!" tukas Off dan menjitak kepalanya pelan.

"Ouch!!!" rintih Gun, menyentuh kepalanya dan memprotes. "Hey!!! Kepalaku sakit!!!"

"Ini untuk membuatmu lebih pintar agar lain kali tidak masuk jebakan!!!" ujar Off sambil melototinya. "Apapun yang terjadi, jangan bertindak seorang diri dan hindari lokasi yang tidak terpantau kamera pengawas!!!"

Gun memasang wajah cemberut dan mengangguk ringan mengatakan mengerti. "Aku tau, aku akan berhati – hati lain kali..." ujarnya ragu dan teringat ucapan Chakrit, meskipun ia bisa menghindar dari bahaya satu dua kali, tetapi apakah ia bisa menghindar untuk selamanya, jujur Gun sangat mengkhawatirkan hal tersebut.

Gun pun memberitahu Off bahwa Chakrit mungkin adalah dalang dari kejadian overdosis obat pencahar yang dialaminya beberapa waktu yang lalu. Off tampak tidak terkejut mendengar hal tersebut, sesungguhnya ia juga sudah mencurigainya, namun yang menjadi pertanyaan adalah apa alasan Chakrit hendak mencelakai Gun, dan untuk saat ini ia belum mendapatkan jawaban di kepalanya.

"Jangan khawatir, setelah kejadian ini, penjara akan menambahkan kamera pengawas di beberapa titik dan memperketat pengawasan..." ujar Off menghiburnya dan menganalisa. "Aku yakin Chakrit tidak akan berani mengambil resiko dan tidak akan melakukan apa – apa dalam waktu dekat, ia pasti akan memikirkan rencana lain..."

Gun menghela nafas lega mendengar hal itu, ia tidak sengaja melihat bandage di lengan bagian dalam Off, dan menyadari wajah pria itu terlihat agak pucat dari biasanya, ia pun bertanya penasaran.

"By the way, apakah kau terluka?" tanya Gun sambil menunjuk bandage di lengannya.

Off buru - buru menyembunyikan bandagenya, lalu menjawab dengan gugup. "Bukan, ini hanya..."

Tiba – tiba seseorang menginterupsi pembicaraan mereka. "Kau seharusnya beristirahat setelah menyumbangkan darah, apa yang kau lakukan?" tanya James.

Keduanya seraya menoleh pada pria itu dengan ekspresi tercengang. James berjalan masuk, berhenti di dekat Off dan membawa tangannya hendak menyentuh bahu pria itu, namun Off reflek bergerak menghindar.

Tangan James berhenti di udara sesaat, sebelum menarik kembali tangannya dengan canggung, kemudian ia membersihkan tenggorokannya, dan memasang wajah serius.

"Sebagai seorang dokter kau seharusnya lebih tau prosedur setelah mendonorkan darah!" protes James sambil menunjuk wajah Off. "Tetapi lihat wajahmu, kau tampak seperti zombie!"

"Aku tau apa yang harus kulakukan, tidak perlu khawatir, aku tidak akan mati..." balas Off sambil menatapnya tajam.

"Apa?" Gun berseru kaget, namun ia langsung mendapatkan jawaban di kepalanya. "Apakah kau mendonorkan darah untuk Gene?"

"Tentu saja, siapa lagi yang membutuhkan darah saat ini?" sahut James. Off seraya melototinya seakan memberinya gesture untuk tutup mulut.

"Kenapa kau tidak mengirimnya ke rumah sakit?" tanya Gun bingung sekaligus penasaran.

Bahasa Indonesia - I Saw Him, from Behind the Bar - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang