Chapter Eight - Price of Freedom

62 11 0
                                    

Off sedang mengunjungi campus, ia duduk di dekat sebuah meja di cafeteria sambil membaca postingan berita di social media, tidak lama seseorang datang menyapa dan memperkenalkan diri padanya.

"Halo, namaku Pat. Bagaimana kau bisa mengetahui nomor telephoneku?" tanya seorang mahasiswi dengan ekspresi curiga padanya.

Off tidak menjawab, ia segera mematikan ponselnya, lalu mempersilahkan gadis itu untuk duduk sebelum memperkenalkan diri dan memberitahukan alasan kedatangannya. Selanjutnya tanpa membuang – buang waktu, ia langsung menunjukkan artikel tentang berita tragis tewasnya Pavadee dari ponselnya dan bertanya.

"Apakah kau mengetahui berita ini?"

Gadis itu mengambil ponsel dari tangan Off dan membacanya sejenak. "Ya, berita in cukup heboh pada waktu itu, aku tidak percaya kejadian ini terjadi di campus, sungguh mengerikan..." komentarnya, dan menatap Off dengan ekspresi penuh tanda tanya.

"Kau detektif atau apa?"

Alih - alih menjawab, Off malah mengalihkan topik dan memutar rekaman CCTV yang memperlihatkan lokasi kejadian pada saat peristiwa itu terjadi, namun sangat di sayangkan lokasi tangga darurat tidak masuk ke dalam jangkauan kamera.

"Kau terlihat berada di sekitar gedung saat kejadian itu terjadi, apakah kau bisa menceritakan apa saja yang kau ingat pada hari itu?"

Gadis itu tampak terkejut, ia lalu berpikir sejenak mencoba mengingat - ingat. "Pada hari itu aku sedang ada kuliah pengganti, saat hendak masuk ke dalam elevator, tiba – tiba aku mendengar suara teriakan dari luar gedung...jadi aku segera berlari keluar dan...hampir pingsan melihat pemandangan yang mengerikan itu..."

Selanjutnya Off menunjukkan foto senior padanya.

"Apakah kau melihat orang ini saat keluar?"

"Tidak, tetapi aku mengenalnya..." jawab gadis itu dan bertanya curiga. "Apakah...dia ada hubungannya dengan kejadian ini?"

"Oh? Bagaimana hubunganmu dengannya?" Off tampak terkejut, dan sekali lagi ia mengalihkan pertanyaan alih – alih menjawab.

"Er...aku tidak mengenalnya secara personal, tetapi P'Arm adalah salah satu mentor club pecinta alam...dan temanku diam – diam naksir dengannya..." ujar gadis itu tertawa kecil, tapi kemudian ekspresinya berubah seketika.

"By the way, kau belum menjawab pertanyaanku, apa hubungan P'Arm dengan kejadian ini?"

Off segera memutar otaknya dan menjawab. "Aku mendengar rumor yang mengatakan adanya orang ketiga di lokasi kejadian selain pelaku dan korban..."

"Maksudmu P'Arm?"

Off mengangguk dan menambahkan. "Ia juga di duga bertemu dengan korban pada hari kejadian..."

"Aw, itu tidak mungkin..."

Off mengangkat alisnya dan bertanya. "Kenapa kau bilang begitu?"

"P'Arm mengalami kecelakaan di dekat rumahnya pada hari yang sama..."

Off tidak berkomentar dan berpikir sejenak, "Jadi dia mengelabui alibinya dengan kecelakaan?" ia tidak ingin mempercayainya.

"By the way, apakah kau mengetahui hubungannya dengan korban?" Off menanyakan pertanyaan selanjutnya.

"Apa maksudmu?!" giliran gadis itu yang terkejut. "Hubungan...seperti apa?"

"Ia merupakan mantan kekasih korban..."

Gadis itu tercengang seketika mendengar hal itu dan tidak ingin mempercayainya.

"Jika kau mengetahui sesuatu, tolong hubungi aku..." Off mengakhiri interogasinya.

Bahasa Indonesia - I Saw Him, from Behind the Bar - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang