Chapter Sixteen - Heart Broken

70 13 0
                                    

Off meminta James menunjukkan laporan hasil tes HIV serta resume medis. Ia pun mengajak pria itu bertemu di sebuah lapangan bola basket dekat asrama petugas pada jam istirahat.

Sambil menunggu, Off melakukan pemanasan dengan menembakkan bola basket ke keranjang, menenangkan diri dan berusaha mengenyahkan hal – hal negative dari pikirannya.

"Apakah kau marah karena aku tidak berkonsultasi denganmu tentang penyakitku?" tanya James dan menyerahkan amplop berisi dokumen resume medis dan hasil laporan tes HIV atas namanya.

"Atau...kau tidak percaya jika aku benar – benar menghidap HIV?"

Off tidak menghubris pertanyaannnya, ia segera membuka dokumen, memeriksa keasliannya dan melihat hasil tesnya dengan gusar. Matanya terbelalak lebar melihat hasil tes yang positif, lalu menahan nafas dan memejamkan matanya sejenak mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua ini tidak mungkin.

Setelah itu, ia membuka mata dan menatap James lurus. "Sejak kapan kau terjangkit virus ini? Dari mana kau mendapatkannya?" tanyanya tidak sabaran.

James membisu sejenak sebelum menjawab. "Sekitar...enam bulan yang lalu, mungkin aku mendapatkannya dari salah satu partnerku di club..." ia berhenti sejenak dan menatap Off curiga. "Kenapa? Kau takut tertular?"

"Dalam ingatanku, aku tidak pernah melakukan transfusi darah atau berhubungan seks denganmu..." sahut Off tenang. "Jadi aku tidak perlu khawatir soal itu..."

James tertawa melihat reaksinya dan menggodanya. "Aw, jika kemarin aku tidak menghentikanmu, maka..."

"Aku akan membunuhmu jika itu terjadi!" potong Off sambil melototinya.

"Tenang saja, aku akan bunuh diri untukmu..." balas James bercanda sambil mengedipkan sebelah mata padanya.

"Terserah, tetapi jangan menghantuiku setelah kau mati." balas Off dan mengembalikan dokumen ke dalam amplop.

James tersenyum nakal dan membalas. "Tetapi, aku ingin menjadi kekasihmu sebelum mati..."

"Itu tidak akan terjadi..." balas Off to the point.

"Aw, kau menolak lamaranku karena ada seseorang di hatimu?"

Off seraya melototinya dan membalas. "Di dalam hati manusia hanya ada lobulus, saluran empedu, dan pembuluh darah. Apakah kau terobsesi dengan Shakespeare?"

"Apakah semua dokter di dunia ini sepertimu?"

Off mengeryitkan alisnya bingung, tidak menghubris pertanyaan pria itu.

James berpikir sejenak dan menarik nafas dalam, lalu berjalan mendekat ke arah pria itu, memandang ke dalam matanya lurus dan bertanya serius.

"Jika aku memintamu memikirkan sabuah kata untuk mendeskripsikan hubungan kita, menurutmu kata apa yang tepat?"

Tanpa pikir panjang Off langsung menjawab. "Teman..."

Ekspresi James berubah seketika, ia mematung sejenak dan menyeringai "Setelah semua yang kita lakukan, kau hanya menganggap hubungan kita sebatas teman?" lalu menambahkan. "Lalu kau dan N'Gun?"

"Menurutmu?" Off mengembalikan pertanyaan pada James dengan ekspresi dingin. "Jika kau bukan temanku, aku tidak akan perduli dengan semua ini!" ujar Off menunjuk amplop ditangannya. "Aku berharap kau hanya bercanda saat mengatakan bahwa kau tertular HIV..."

James mematung sejenak, kemudian seulas senyuman tipis terukir di wajahnya, ia lalu berjalan melewati Off beberapa langkah dan menoleh ke belakang.

"Jangan mengalihkan pembicaraan..." protes James. "Meskipun kau tidak mengakuinya, tetapi aku yakin Gun memiliki tempat istimewa di hatimu selain Gene, bukan?"

Bahasa Indonesia - I Saw Him, from Behind the Bar - ENDWhere stories live. Discover now