Chapter Seventeen - The Betrayal

71 12 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul 17.10

Langit mulai gelap dan mendung, angin berhembus kencang mengingatkannya bahwa hujan akan segera turun.

Dari rumah duka, Off menelpon James dan mengajaknya bertemu di gedung kosong di sebelah sekolah, tempat mereka menunjukkan kemampuan semasa SMA.

Tempat itu merupakan bekas bangunan setengah jadi yang ditinggalkan oleh pemiliknya karena konstruksinya miring akibat kesalahan teknis, dan dibiarkan kosong selama puluhan tahun. Off, James dan teman – temannya kerap memanfaatkan tempat itu sebagai lokasi adu nyali dan adu kekuatan.

Sambil menunggu James tiba, Off menyusun kaleng – kaleng kosong yang bertebaran di ruang tengah bangunan itu di atas sebuah meja, lalu meletakkan kerikil – kerikil kecil di lantai, beberapa meter di depan meja.

Kemampuannya menurun setelah lama tidak melakukannya, pikir Off. Batu tidak hanya tidak mengenai kaleng, bahkan jauh dari target.

Saat sedang focus pada batu ketiga, tiba - tiba saja sebuah batu melayang dari arah belakang dan mengenai salah satu kaleng, menimbulkan suara nyaring hingga menggema ke seluruh ruangan.

"Kadang – kadang, kau tidak hanya membutuhkan teknik dan strategi untuk mencapai target, namun juga keberuntungan..." James memberitahukan kedatangannya.

Off terkejut, namun ia tidak merespon atau berbalik untuk menyambut pria itu.

"Apakah kini kau bergantung pada keberuntungan untuk mencapai targetmu?" Off memungut batu di lantai dan memainkannya dengan jarinya.

"Kau tau aku selalu mengandalkan strategi dan teknik..." balas James, berjalan ke depan Off. "Dan...aku selalu beruntung..."

Off meliriknya dengan tatapan dingin dan menyeringai. "Apakah seperti...segala sesuatu selalu berjalan sesuai rencanamu?"

"Tergantung kasusnya apa..." James terdiam dan terdiam sejenak, lalu mengganti topik pembicaraan. "Apakah kau berduka atas kematian Khan?"

"Hanya sebentar, tapi tidak lagi." Jawab Off. "Aku tidak percaya hal itu bisa terjadi di penjara dan aku penasaran bagaimana kejadiannya?"

"Apa yang perlu diherankan? Kejahatan ada di mana-mana..." komentar James. "Apalagi penjara adalah tempat berkumpulnya semua penjahat, bisa dibilang pembunuhan adalah hal yang lumrah di penjara."

"Maksudmu, semua orang bisa menjadi pembunuh termasuk kau?" tanya Off dengan nada serius, membuat lawan bicaranya membeku seketika dan terkejut.

"Aku hanya bercanda..." lanjut Off lalu mengajukan pertanyaan lain. "Apakah kau sudah menemukan pelakunya?"

James segera mengalihkan pandangannya dari Off dan menjawab. "Belum, tapi aku akan berusaha..."

Off mengangguk ringan, lalu tersenyum sinis dan menambahkan. "Tidak perlu, aku sudah tahu siapa..."

James kembali membeku dengan ekspresi kaget bercampur penasaran, dia menatap pria di depannya dengan lurus dan bertanya-tanya apa maksud kata-katanya.

"Tapi sebelum aku memberitahumu, aku punya beberapa pertanyaan..."

Setelah mengatakan itu, dia kemudian mengeluarkan tablet cup yang ditemukan Gun dari tempat sampah dan menunjukkan kode tulisan tangan di cangkir itu kepada James. "Aku selalu menuliskan kode di tablet cup untuk membedakan jenisnya..." lalu mengeluarkan gelas lain yang dia dapatkan dari dapur. "Sayangnya, tulisan di cup ini bukan milikku..." ia lalu menceritakan kisah cup kepada pria itu.

Selanjutnya, Off mengeluarkan catatan James waktu sekolah dan membandingkannya dengan tulisan di cup, lalu berkata. "Ini tulisanmu, kan?"

James membisu sejenak, lalu meliriknya dan tidak mengatakan apa-apa.

Bahasa Indonesia - I Saw Him, from Behind the Bar - ENDWhere stories live. Discover now