8. Insecure?

1.6K 327 28
                                    

Happy reading. Kalau berkenan, boleh vote dan komen lho :D

***

Kalau ada yang bisa membawaku keluar dari acara keluarga ini, bakal kukasih uang sepuluh juta.

Kenapa dia harus ada di sini? Bianca, maksudku. Ini adalah acara keluarga dan Bianca bukan bagian dari keluarga. Siapa yang mengundangnya? Awan atau ... ibu mertuaku yang sangat mencintainya itu?

Perempuan itu tampak sangat menonjol di tengah acara keluarga ini. Dia memang mengenakan pakaian yang lebih tertutup: rok satin tujuh perdelapan berwarna chrome, celana legging ketat di dalamnya, dan kaos lengan panjang. Tak lupa sebuah blazer menyelimuti pundaknya, bukan dipakai dengan tangan dimasukkan. Kepalanya dikerudungi oleh selendang tipis. Kakinya dibalut dengan sepatu boot berwarna putih. Sebuah tas tangan kecil berlogo huruf C bolak-balik tersemat manis di antara jemari.

Penampilannya malam ini menunjukkan kelas dan profesi Bianca. Stylish dan mahal. Apalagi dilengkapi dengan riasan lengkap di wajah bulenya.

Sangat berbeda denganku. Seratus delapan puluh derajat. Rasanya seperti itik buruk rupa kalau bersanding dengan Bianca.

Sesaat aku mencuri pandang pada cermin besar di ruangan ini. Pakaian yang kukenakan sangat biasa. Celana bahan dan tunik berwarna lembut. Gaya kerudungku juga biasa saja. Omong-omong, aku sebenarnya belum berkerudung. Hanya saja kalau pergi ke acara keluarga Awan seperti ini, aku merasa perlu pakai kerudung.

"Bianca," sambut ibu mertuaku dengan wajah semringah. Dia menyambut Bianca dan menggamit lengannya dengan mesra. Dia saja tidak bersikap demikian kepadaku.

"Bu," sapa Bianca. Dia mengangguk pelan kepada Baba.

"Sama siapa, Bianca?" Ibu mertuaku celingukan.

"Sama sepupu, Bu."

Aku tadinya tidak tertarik ketika Bianca bilang ke sini bersama sepupunya. Namun, ketika sepupunya memasuki halaman rumah yang luas ini, aku seketika terkejut.

Dari sekian banyak kolega atau kerabat Bianca, kenapa lagi-lagi harus membawa Adrian? Kemarin ke restoran, lalu sekarang pergi ke acara keluarga Awan juga mengajak lelaki itu? Adrian jadi semacam asisten pribadi saja.

Adrian memberikan senyum tipis sambil menaikkan alisnya dengan cepat kepadaku sebelum bersalaman dengan Ibu dan Baba. 

Sepertinya aku kurang kerjaan sampai memperhatikan detail penampilan mereka berdua Pemuda itu tampak memukau dengan setelan semi kasualnya. Penampilannya terlihat sangat berbeda ketika bertemu denganku dan ketika bersama Bianca. Saat denganku, penampilannya seperti mahasiswa kekurangan duit. Tapi ketika dengan Bianca, dia terlihat seperti eksekutif muda. Seharusnya memang seperti itu karena dia adalah seorang CEO.

"Ehem." Awan yang berdiri di sampingku berdeham.

Aku menoleh kepada Awan. Tiba-tiba tangannya melingkari pundakku tanpa menatap kepadaku sama sekali. Kemudian, Awan membawa kami mendekat kepada Bianca dan Adrian. Ibu sudah meninggalkan mereka berdua untuk menyambut tamu lain.

"Hai, Bi," sapa Awan kepada Bianca.

Meskipun cepat, aku dapat melihat sorot kecewa di mata perempuan itu ketika melihat tangan Awan melingkar di bahuku.

"Oh, hai," balasnya.

"Adrian, bukan?" Awan pasti sok-sok lupa nama Adrian, padahal—aku bertaruh—dia mematri namanya lekat di otak. Awan kan memang posesif dan pencemburu.

"Iya, Mas," jawab Adrian dengan ringan. Dia nyengir. Dia seolah tidak menyadari (atau pura-pura?) bahwa tatapan mata Awan sudah seperti akan membunuhnya.

Sorry, Thank You, and Fall In Love Again (Wattys Winner 2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang