12. Make Up

1.6K 295 15
                                    

Kantor Adrian masih sepi, bahkan mobil lelaki itu juga belum datang. Kulirik arloji Daniel Wellington di pergelangan tangan kiriku. Tanpa sadar aku tersenyum mengingat jam ini adalah pemberian Awan saat dirinya baru diangkat menjadi operator sales. Padahal saat itu gajinya belum naik banyak, tetapi dia malah membelikanku jam mahal. 

"Gila! Kenapa beliin aku jam mahal begini?" pekikku saat kami sedang duduk bersantai di pinggir danau TMII.

Awan berdecak sambil menggeleng. "Suami sendiri dikatain gila."

"Bahlul!" ledekku makin menjadi. Dia malah memiting leherku dengan gemas dan menghujaniku dengan kecupan bertubi-tubi.

"Tau nggak, apa artinya 'bahlul'?" tanya Awan. Aku membalas dengan mengangkat alis. "Artinya pintar, tau!"

"Ya udah, berarti aku nggak salah dong. Eh, ini jamnya dikembalikan aja ke tokonya, ya? Minta refund gitu. Pasti bisa. Kamu masih ada notanya, kan?"

"Kalau ngomong suka bener, ya," kata Awan dengan gigi terkatup. "Jadi, kamu nggak mau?" 

Aku menggeleng mantap. Kemudian, Awan mengambil jam dari genggamanku dan dengan gerakan cepat, dia sudah mengangkat tangannya seperti akan melempar jam ke tengah danau.

"EH! Jangan!" Aku langsung menubruk tubuhnya sampai kami terjatuh bersamaan. "Apaan sih? Kok malah mau dibuang? Kan mahal, bisa buat makan sebulan." Aku manyun sambil menatap jam tangan itu dengan sayang.

"Makanya, jangan nolak pemberian suami."

Sebuah suara tiba-tiba mengejutkanku dan membuyarkan lamunanku. "Serius amat, ngelihatin jam tangan sambil senyum-senyum."

"Astaga. Kapan datang? Mobilmu mana?" 

Adrian berdiri di sebelahku dengan hanya menggendong ranselnya, tidak ada tanda-tanda dia membawa mobil, motor, atau sepeda.

(SEBAGIAN KONTEN DIHAPUS, baca kelanjutanya di KBM App dengan username ferisa_danes)

Sorry, Thank You, and Fall In Love Again (Wattys Winner 2022)Where stories live. Discover now