9. Kabur dari Masalah

1.6K 329 26
                                    

Jangan lupa klik bintangnya dan komen ya :)

***

Sudah hampir sebulan ini aku sering bolak-balik kantor Adrian. Hari-hari terakhir ini Adrian agak sibuk, jadi meeting harus dilakukan di kantornya sembari dia mengatur hal lain. Daripada cuma numpang sebentar, sekalian saja aku kerja di sana sampai selesai. Paling tidak selama anakku di sekolah karena lokasinya juga cukup dekat dengan sekolah Nayla. Lagi pula, lebih hemat juga karena tidak perlu membeli kopi. Di sini sudah ada mesin kopi otomatis dan Adrian membolehkanku untuk mempergunakannya.

"Berarti, kira-kira bulan depan saya bisa rekrut karyawan baru ya, Ibu Avie?" tanya Adrian memastikan. Dia bersandar di kursinya, juga meletakkan siku pada sandaran tangan. Kemudian, dia membetulkan letak kacamatanya dan menatapku cukup intens. Setahuku, kacamata ini hanya dipakai saat kerja, kuliah, atau mengerjakan tesis karena minusnya tidak terlalu tinggi.

Aku mengerutkan dahi. Tatapannya itu tidak seperti biasa. Namun, tidak kuhiraukan. Aku tersenyum dan mengangguk. "Selamat. Perusahaan piyik ini sudah punya kandang yang lebih besar."

Adrian menghela napas lega—seperti analogi yang kusebutkan barusan. Seiring dengan masuknya investor, Adrian perlu melakukan banyak inovasi. Dia butuh lebih banyak karyawan kalau tidak ingin melanggar undang-undang ketenagakerjaan. Artinya, dia butuh ruang yang lebih besar untuk menampung perusahaannya yang bertumbuh kian hari. Investor tidak memberikan uang secara cuma-cuma. Harus ada timbal balik dalam tenggat waktu tertentu. Perusahaan rintisan ini harus menunjukkan grafik yang bagus dalam beberapa bulan ke depan.

"Good. Right time." Adrian melepas kacamata dan menggosok matanya. "Saya udah penat bergadang, kurang tidur setiap hari karena harus jadi Avatar."

Aku tertawa kecil, lalu menyesap kopi yang tinggal sedikit. "Namanya juga CEO, Chief Everything Officer."

Adrian tergelak, begitu pula aku.

"Kalau gitu, saya pamit ya. Mau jemput Nayla di sekolah," pamitku.

"Lho, saya pikir Nayla nggak sekolah. Kok pulangnya siang banget?" tanya Adrian heran.

Aku kembali tertawa mendengkus. "Hafal banget sama jadwal pulang sekolahnya Nayla."

Adrian menggaruk bagian depan kepalanya.

"Hari ini ada kegiatan ekstra. Jadi dia pulang setelah lunch di sekolah. Tahun depan kan dia sudah mau masuk SD."

Lelaki itu mengangguk-angguk. "Saya ikut, ya. Pakai mobil Mbak Avie aja. Nanti saya turun di sekolah Nayla."

"Mau ngapain?"

"Cari udara segar aja. Pengin sepedaan, tapi siang bolong begini bisa-bisa kepala saya yang bolong kena panas matahari. Jakarta siang ini gila juga." Adrian berdecak dan menggeleng.

Kami membereskan laptop dan dokumen-dokumen. Kemudian, keluar dari ruang meeting kecil itu. Adrian membukakan pintu dan membiarkanku keluar duluan.

"Mbak, sorry sebelumnya. Hubunganmu sama Awan gimana?" 

(SEBAGIAN KONTEN DIHAPUS)

Terima kasih sudah menemani novel Sorry, Thank You, and Fall in Love Again selama dua tahun (2022-2024). Baru kali ini novel saya banyak dibaca orang. Dan alhamdulillah komentarnya positif. Beberapa ada kritikan, tetapi disampaikan dengan sangat santun.

Saya merasa sangat bersyukur di-support oleh pembaca-pembaca di sini. Hangat sekali komentar-komentar positifnya. Saya nggak expect bakal dapat apresiasi sedemikian tinggi. Padahal niat saya nulis cuma ingin menulis keresahan.

Pada 2024 ini, saya mau membawa STYFILA ke tempat lain yang mungkin bisa memberikan manfaat kepada pembaca di sana, dengan cover dan judul yang berbeda.

Jadi, mulai bab 9 hingga 25 sebagian konten akan dihapus. Bagi yang ingin membaca naskah full bisa mengunjungi akun KBM saya dengan nama profil ferisa_danes.

https://kbm.id/book/detail/a3e7c76a-9325-4f73-84bb-3803a1061986 (bagi yang mau linknya bisa DM saya ya)

Sekali lagi, terima kasih untuk segala supportnya. Mohon maaf kalau naskah ini masih banyak kekurangan dan saya yang belum produktif lagi menulis.

Sorry, Thank You, and Fall In Love Again (Wattys Winner 2022)Where stories live. Discover now