18. Demi Diriku

1.6K 324 29
                                    

(SEBAGIAN KONTEN DIHAPUS, baca kelanjutanya di KBM App dengan username ferisa_danes)

"Eijaz, pikirkan lagi baik-baik. Masa kamu mau resign? Terus mau kerja apa?"

Terdengar pekikan suara ibu mertuaku ketika aku dan Husein sudah mendekati pintu masuk. Awan resign?

"Iya, Jaz. Ibu kamu bener. Jangan korbanin pekerjaan kamu." Kali ini suara Bianca yang terdengar.

"Terus aku harus korbanin apa? Siapa?" tanya Awan dengan nada tegas.

Aku masuk ke rumah dan tiga pasang mata itu langsung tertuju kepadaku. Awan terlihat gugup dan kebingungan.

"Kamu resign, Wan? Kenapa?"

Awan terlihat ragu untuk menjawab. Dia beralih menatap Husein, seperti mencari kepastian apakah aku sudah siap menerima berita ini atau tidak.

Namun, gantinya malah ibu mertuaku yang mewakili Awan menjawab. "Avie, kamu sehat, kan?"

Kali ini aku yang bingung. Ini benar dia menanyakan aku sehat, atau ada maksud lain? Dari nada bicaranya, sepertinya bukan benar-benar menunjukkan perhatian kepadaku. "Sehat, Bu," jawabku lambat.

"Kamu dengar sendiri, Eijaz. Avie baik-baik aja, dia sehat. Kamu nggak perlu resign." Benar dugaanku. Pertanyaan itu ada hubungannya dengan pengunduran diri Awan dari kantor.


*** Bersambung ***

Subhanallah. Di part kemarin itu aku nulis berdasarkan riset google aja. 

Sempat kebingungan, apa yang dialami Avie itu benar bisa terjadi atau enggak.

Ternyata ada yang sharing, memang benar itu terjadi kepada orang yang depresi.

Aku juga sebenarnya agak nggak enak hati karena aku kenal orang yang kehilangan buah hati di usia balita.

Tapi semoga, siapa pun kamu yang membaca ini dan sedang ada di fase sulit, kamu bisa segera menemukan jalan damai dengan dirimu sendiri atau orang-orang di sekelilingmu.

Sorry, Thank You, and Fall In Love Again (Wattys Winner 2022)Where stories live. Discover now