Chapter 13 - The Sound Of Rain

2.6K 298 63
                                    


"Ah! Ahh— alpha slow- slow down plea- please!"

"Tidak. Tidak bisa"

Tubuh Jeno terhentak kuat, entah sudah berapa jam mereka terus bergulat di ranjang. Mencoba berbagai macam posisi memenuhi hasrat omega dalam diri Jeno yang kembali terbangun karena heat yang belum terselesaikan sepenuhnya. Jaemin mengendus dan menciumi tanda di leher Jeno yang telah ia buat kemarin.

Ini lebih terlihat seperti Jaemin yang mengalami rut kembali. Tampaknya, injeksi khusus penekan rut yang dipakai Jaemin tidak berfungsi dengan baik. Ataukah mungkin karena mereka telah melakukan mating jadi supressan sudah tidak lagi berguna?

"Jeno" gumam sang alpha di sela gerakkan nya, memanggil nama mate nya yang begitu bersinar di matanya, pasrah dibawah kuasanya. Mengerang keras memanggil namanya. Jaemin ingin mengikat sang omega dalam pelukan selamanya. Mereka memang sudah ditakdirkan, bukan?

Lalu apa salahnya?

"Jaemin!"

Kedua mata yang semula sayu itu tiba-tiba melebar terkejut hingga gerakannya juga ikut terhenti. Membuat sang omega dalam pelukan kebingungan karena pelepasannya ikut tertunda. Rengekan yang terlontar berkali-kali seolah tak sampai untuk menyadarkan Jaemin yang tenggelam dalam lamunannya.

"Jaemin!"

"Lihatlah aku. Aku adalah omega!"

"Aku akan—"

"Kau selamanya hanya memilikiku sebagai omega-mu, Na Jaemin!"

"ALPHA!" teriak Jeno putus asa, apalagi setelah merasakan kegelisahan dan keterpurukan dalam diri alphanya. Sebagai mate, perasaan mereka terhubung begitu erat. Ia tidak tahu apa yang terjadi dengan Jaemin. Tetapi alpha itu tiba-tiba menggerakkan pinggulnya brutal, membuat Jeno kewalahan dan beberapa kali meminta untuk berhenti walau sisi omega nya justru ingin lebih keras lagi.

"ARGH!" pekik Jeno kala pelepasannya terjadi, diiringi dengan pelepasan Jaemin yang tidak main-main kuatnya menekan bagian dalam Jeno. Bisa ia rasakan cairan sang alpha mengalir deras di dalamnya.

Nafas yang tersenggal beradu dalam hawa ruangan yang panas. Jeno kebingungan melihat sorot mata Jaemin yang kosong lalu ambruk menindih tubuhnya. Tidak sadarkan diri. Jeno tak dapat berbuat apapun.

Heat. Knotting. Marking. Sekilas pikiran itu muncul seperti kilat. Tak di pungkiri, hatinya sakit. Mengingat apa yang di gumamkan oleh sang alpha sebelum kehilangan kesadaran.




— TRAPPED —






Hujan. Hujan di musim semi. Aneh. Jeno tidak pernah mengira bahwa hari ini hujan akan turun begitu deras. Kilat beberapa kali muncul dan gemuruh yang datang setelahnya. Meski begitu, ia tak dapat mengalihkan pandangannya dari luar jendela. Biasanya ia mencoba menghindari jendela sebisa mungkin untuk tidak bertemu dengan kilat.

Ia benci kilat.

Kamar hotel ini sunyi, tanpa kehadiran siapapun yang menemani kesendiriannya. Jaemin pergi tanpa pamit meninggalkannya entah kemana. Menghela nafas, langit Tokyo seolah tahu apa yang terjadi dengannya dan ikut bersedih, mendukung suasana untuk menyelam kenangan beberapa saat lalu.

Jeno menatap ponselnya dalam diam. Ia tidak mengabari siapapun termasuk kakaknya. Ia tahu bahwa Donghyuck dan Renjun pasti mencemaskan sekaligus merutukki dirinya yang tidak memberitahukan apapun. Kalut. Jeno bahkan tak tahu apa yang harus ia lakukan setelah ini.

TRAPPED || JAEMJENWhere stories live. Discover now