{12} OWT: 1979

473 108 95
                                    


"Jennie, apa semua sudah siap?" Tanya Jisoo yang sedang sibuk menyiapkan tali panjang untuk mereka kabur lewat jendela.

"Sudah, aku sudah memasukan tabunganku juga," sahut Jennie lalu menghampiri Jisoo yang berdiri di dekat jendela.

"Aku turun lebih dahulu, kau nanti menyusul. Paham?"

Jennie mengangguk, lalu bersiap memegang tali agar tidak lepas dari pengait.

"Hati-hati, Jisoo!"

Jisoo perlahan-lahan turun menggunakan tali panjang itu. Untung saja di area dekat jendela kamarnya tidak ada pengawal yang menjaga. Setelah dirinya selesai, kini giliran Jennie yang turun secara perlahan. Jennie sedikit kesulitan untuk turun karena ia takut ketinggian, namun tekadnya yang kuat membuat Jennie bisa melalui semuanya.

"Sekarang kita harus kemana?" Tanya Jennie dengan raut bingung. Pasalnya mereka tidak tahu pasti keberadaan Taehyung dan Jimin.

"Aku juga tidak tahu. Tapi, mereka pasti sudah melihat berita di TV. Apa kita harus ke kampus mereka?" Tanya Jisoo, meminta pendapat dari Jennie.

"Lebih baik kita keluar saja dulu dari sini. Mengenai Taehyung dan Jimin, akan kita pikirkan nanti di jalan," jawab Jennie yang segera di setujui oleh Jisoo.

"Kau benar! Ayo kita pergi!"

Jisoo dan Jennie saling bergandengan tangan. Mereka berdua berjalan dengan sangat pelan dan penuh kehati-hatian karena banyak pengawal yang berjaga di area halaman depan dan samping.

"Bagaimana jika lewat halaman belakang?"

Jisoo terlihat tidak yakin. "Tapi, ibuku sering bersantai disana. Bagaimana kalau—"

"Ini hari senin, ibumu mungkin sedang bersama teman-temannya sekarang," kata Jennie yang seketika ingat jika setiap hari Senin ibunya Jisoo selalu mengundang teman-temannya untuk makan-makan dan mengobrol bersama.

"Oh, benar! Astaga aku lupa. Ya sudah, ayo kita lewat halaman belakang. Semoga saja tidak ada penjaga disana," ajak Jisoo dengan penuh semangat dan bersiap menarik tangan Jennie.

"Let's go, Nyonya Kim!"


***

Taehyung dan Jimin hampir tertangkap para pengawal Jungkook. Tapi tuhan masih berbaik hati kepada mereka berdua, memberikan mereka kekuatan sehingga bisa berlari untuk menjauhi para pengawal Jungkook.
Taehyung sudah menceritakan kepada Jimin siapa Jungkook sebenarnya, dan Jimin sangat-sangat sedih jika ternyata Jungkook adalah orang berkuasa, selama ini Jungkook berbohong kepada mereka. Jungkook tidak pernah mengatakan jika dirinya anak seorang presiden. Dan yang lebih parah adalah, ayahnya orang jahat yang telah membunuh Kim Seokjin, kakak Taehyung.

"Apa kita akan mati?"

Kalimat yang keluar dari mulut jimin membuat Taehyung semakin sesak. Mengapa hidupnya dipenuhi oleh orang-orang jahat. Dan mengapa jisoo membohonginya? Andai Jisoo jujur, maka Taehyung dan Jimin tidak akan seperti ini.

Jimin masih ingat betapa baiknya Jungkook yang selalu membantu mereka saat susah, meski Jungkook jarang tinggal di asrama namun laki-laki itu selalu menitipkan pakaian atau makanan untuk Jimin dan Taehyung. Jungkook melakukan itu karena tahu kesulitan ekonomi yang dialami Jimin dan Taehyung. Mereka bertiga sahabat, canda tawa bersama dan selalu menyemangati di kala salah satu dari mereka sedih.
Jungkook baik! Hal ini yang membuat Jimin dan Taehyung sangat kecewa. Apa harus seperti ini caranya balas dendam? Karena Jisoo? Jika memang karena satu orang wanita, Taehyung akan dengan ikhlas melepaskan Jisoo. Taehyung tidak ingin kehilangan sahabat yang sangat baik kepadanya.

One Way Ticket (1979) ✔️Where stories live. Discover now