{1} OWT: 1979

1.1K 213 144
                                    

Tahun 1979, di Asrama Wanita Universitas San Gloria.

"Nyonya Kim! Cepat buka pintu mu! Kau lama sekali astaga!"

Teriak seorang gadis yang kala itu berumur 19 tahun. Tangan kanan nya tak berhenti mengetuk pintu kamar mandi yang sejak 20 menit lalu di gunakan oleh sahabatnya.

"Wah... Nyonya Kim! Apa kau ingin membuat ku berak di celana! Sampai aku berak di sini kau akan ku suruh membersihkan nya!" Teriak nya yang sudah kesekian kali. Namun sahabatnya itu tak kunjung membuka pintu. Sebenarnya apa yang dilakukan wanita itu dikamar mandi hingga selama ini?

"Nyonya Kim apa kau pingsan?!"

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka. Menampilkan seorang gadis yang terlihat fresh dengan handuk yang melingkar menutupi tubuhnya yang sexy.

"Astaga Nyonya Kim jennie apa yang kau lakukan dikamar mandi! Lama sekali, Awas minggir!" Tangan nya spontan menggeser tubuh kecil itu hingga tak sengaja tertanduk pintu.

"Aw, Kim jisoo! Tidak sabaran sekali..."

"Pergi! Apa kau mau melihat ku buang air besar?"

Jennie menggeleng. "Tidak sudi." Singkat jennie lalu berlalu pergi dari sana.








"Wow, Nyonya Kim. Kau terlihat sangat cantik!" Ujar seorang gadis ketika melihat pantulan wajah jennie di cermin.

Jennie yang kala itu sedang berdandan langsung tersenyum ketika mendengar pujian yang diberikan oleh gadis berambut keriting itu.

"Ah, kau bisa saja." Wajah nya memerah karena malu. Jennie menutup mulutnya dengan tangan kiri, tak kuat menahan senyumannya.

Tanpa Jennie sadari Jisoo sudah berdiri di depan pintu dengan tangan yang terlipat diatas dada. "Hei, Nyonya Kim Jennie. Ayo kita kebawah. Kelas akan segera dimulai. Jangan berdandan terus!"

Jennie mendengus kesal. Namun ketika ia melihat jam yang ada ditangannya barulah jennie sadar jika dirinya sudah terlambat.

"Astaga Nona Kim Jisoo! Ayo kita pergi sekarang!" Jennie dengan heboh memasukkan alat riasnya di dalam tas dan menenteng beberapa buku pelajaran seni.

"Ayo!" Seru Jennie menggenggam tangan jisoo lalu menariknya keluar dari kamar.








Laki-laki berkacamata yang baru saja selesai berpakaian itu mendengus kasar saat dirinya melihat sahabatnya yang masih saja tidur. Padahal 10 menit lagi kelas akan dimulai.

"Hei, bangun!"

Buku dengan tebal 4cm itu di lempar oleh nya dan jatuh tepat di wajah laki-laki yang sedang tertidur dengan mulut terbuka. Laki-laki itu tentu terkejut hingga dirinya terbangun dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul. 

"Hah, ada apa? Rebecca? Apa dia memukul ku?"

Laki-laki berkaca mata itu menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

"Hentikan mimpi mu itu, Park Jimin!" Teriak nya membuat sahabatnya yang bertubuh mungil itu menoleh kebelakang.

"Kim Taehyung? Ah, ternyata kau. Ku kira Rebecca,"ucapnya lalu menggaruk kepalanya yang sedikit gatal.

"Cepat bangun! 10 menit lagi masuk kelas!" Kim Taehyung menarik selimut Jimin. Namun ia sangat terkejut kala tangannya merasa sesuatu yang basah.

"Astaga Park! Kau mengompol?" Tuduhnya yang langsung mendapat gelengan dari jimin.

"Oh, ya ya...pasti kau mimpi basah kan?"

Jimin melebarkan matanya tidak terima. Mulut Taehyung itu ceplas-ceplos dengan suara keras. Bagaimana jika penduduk asrama mendengarnya? Jimin hendak memukul Taehyung namun laki-laki itu dengan cepat menghindar.

One Way Ticket (1979) ✔️Where stories live. Discover now