{13} OWT: 1979

557 107 104
                                    

Salju malam ini akan menjadi saksi perpisahan diantara mereka berempat. Sekuat tenaga mereka berlari, tidak akan mampu menghindar dari para gerombolan pasukan senjata yang di bawa oleh Jungkook.

Jungkook yang telah di lahap api kemarahan tak tanggung-tanggung menyiksa Jimin. Jimin merelakan dirinya sebagai tameng agar Taehyung, Jisoo dan Jennie bisa berlari lebih jauh. Tentu Taehyung tidak bisa diam saja melihat sahabatnya di siksa. Ia ingin berlari untuk membantunya, tetapi Jimin langsung berteriak keras. Taehyung, ingat ibumu! Tetaplah hidup untuk ibumu!

Taehyung merasa bodoh karena menuruti perkataan Jimin. Taehyung merasa dirinya sangat egois hingga rasanya aku ingin menghajar dirinya sendiri. Namun, kedua gadis di sampingnya membuat Taehyung tersadar. Jisoo dan Jennie harus selamat dan bisa pergi sejauh mungkin.

"Jimin..."

Jennie tak henti-hentinya menangis melihat orang-orang berbadan besar itu menembak Jimin berkali-kali. Dari dada, perut dan kepalanya. Jisoo sangat ketakutan, ia menutup kedua telinganya ketika mendengar suara tembakan.

Saat ini mereka bertiga sedang bersembunyi di balik semak-semak yang lebat. Kaki mereka tidak bisa berjalan, rasanya sangat lemas sekali.  terlebih Jennie yang tidak mau melanjutkan perjalanan karena tidak tega melihat Jimin di siksa seperti itu.

"Jimin, s-sudah meninggal?" Jennie bertanya dengan suara seraknya. Air matanya meluruh lebih deras dengan gelengan kepala.

"Jimin tidak boleh meninggalkan ku."

Beberapa detik kemudian para anak buah Jungkook membawa tubuh Jimin dan melemparnya kedalam Danau yang kebetulan tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Byurr

"Tidak!" Jennie berdiri, membuat Taehyung dan Jisoo melotot.

"Jennie, kita harus bersembunyi!" Jisoo menarik Jennie tapi Jennie dengan cepat menepis tangan Jisoo dan berlari ke arah Jungkook.

"JENNIE!" Jisoo berteriak histeris, ia tidak bisa melihat saudara perempuannya datang sendirian di hadapan Jungkook. Jisoo tidak ingin jennie menjadi korban!

"Jisoo!" Taehyung menahan tangan Jisoo dengan kuat.

Haruskah mereka menyerah saat ini?
Tidak mungkin Jisoo dan Taehyung pergi sedangkan Jennie sendirian melawan Jungkook? Apakah ini akhir dari kisah mereka?





***

"Wah, lihatlah. Adik iparku keluar dari persembunyiannya," ejek Jungkook, di susul tawa dari para anak buahnya.

Jennie dengan cepat menerjang tubuh Jungkook dengan pukulan-pukulan yang tidak berarti apa-apa untuk Jungkook. Laki-laki itu tersenyum melihat wajah merah Jennie, sekarang ia harus memancing Jisoo agar keluar dari persembunyiannya.

"Apa yang kau lakukan, Jennie? Pukulan mu itu tidak ada rasanya sama sekali."

Jennie menatap Jungkook dengan kilatan marah. "Apa yang kau lakukan pada Jimin? Apa salahnya, Kenapa kau membunuhnya, Jung!" Jennie berteriak keras di hadapan Jungkook. Matanya memanas dan kembali mengeluarkan air mata.

"Siapapun yang menggangu ku dalam mendapatkan Jisoo, aku akan membunuhnya—"

"Termasuk diriku? Jawab!"

Jungkook tertawa kecil melihat keberanian Jennie. Kedua tangannya segera mendorong Jennie dengan tidak berperasaan, hingga Jennie jatuh ketanah.

"Iya. Aku akan membunuhmu. Bahkan ayahmu tidak mempermasalahkan itu," jawab Jungkook dengan jujur. Memang, tuan Kim sendiri yang meminta Jungkook untuk menyingkirkan Jennie. Bagi Tuan Kim, Jisoo hanya putri satu-satunya.

One Way Ticket (1979) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang