SEPULUH

571 52 4
                                    

"Susano'o mu sudah bangkit, Sarada." Lirih Boruto.

Sarada melirik sekilas. "Aku tahu." Balas Sarada. "Lalu, apa yang ingin kau gunakan?"

Boruto memejamkan matanya, menarik napasnya dalam dalam. Ia perlahan membuka matanya, terlihat pupil matanya berubah menjadi putih dan bagian putih matanya berubah menjadi warna hitam.

"Itu hanya Jougan mu biasanya, apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Sarada heran sambil mewaspadai situasi. "Pertarungan kita berdua sudah membuat desa hancur, Boruto. Bahkan patung para Hokage juga retak."

Sarada menggigit bibir bawahnya. "Kita harus menyelesaikan dengan cepat!"

"Aku tahu." Balas Boruto dingin. Ia melesat dengan cepat. Bahkan hanya mata Sarada yang mampus mengikutinya.

Cepat sekali. Batin Sarada.

Duar

Buk

Tak

Duar

Duar

Boruto memandang Mizukage, ia menatapnya tajam. "Apa kau ingin merubah Konoha menjadi Desa Api Berdarah?" Ucap Boruto. Mizukage membulatkan matanya.

"Aku tida----"

Cringg

"Jangan katakan apapun, atau lukamu akan semakin terbuka." Potong Boruto. Laki-laki itu melukai dada Mizukage dengan pedang miliknya. "Oh iya, kalian berada di Konoha, loh, kandang permainanku."

Boruto tersenyum. "Terima kasih karena sudah bermain disini."

Boruto menatap para 4 Kage yang sudah terkapar tak berdaya di tempatnya. Boruto melepas jubahnya, ia berdecak. "Kenapa gerah sekali!?" Kesalnya.

Ia merasakan tubuhnya ditarik.

Plak

Boruto memegang pipi kanannya. Menatap Sarada bingung. "Apa yang kau la---"

"Harusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan!?" Bentaknya.

Boruto mengerutkan keningnya. "Aneh."

Sarada mengepalkan tangannya tak percaya. "Mereka juga teman kita, Boruto. Jangan membunuhnya seperti itu! Itu sangat, itu terlalu kejam..." lirih Sarada. Ia menunduk.

Boruto membalikkan tubuhnya. "Mati atau tidak, aku sama sekali tak peduli. Jika aku sampai tahu mereka menyentuh Ibu bahkan Hima dan para klan lainnya walaupun sehelai rambut pun, aku akan membunuh mereka tanpa ampun." Ujar Boruto.

"Tapi kau menyerangnya saat mereka sudah lemah!" Sanggah Sarada. "Kau pengecut, Boruto."

"Terserah apa katamu." Ujar Boruto. Ia pergi mengabaikan Sarada.

Keempat Kage itu, mana mungkin aku menyerangnya saat mereka lemah? Omong kosong. Batin Boruto.

"Boruto!"

Boruto membalikkan tubuhnya. Menatap Ibunya dengan tatapan terkejut. "I-ibu..."

Hinata mengangguk, ia berlari menghampiri Boruto. "Aku selalu percaya, kau masih hidup!" Ucapnya. "Aku melihatmu dari jauh, bersama Himawari."

Hinata memeluknya erat. Boruto membalasnya dengan lembut, ia menyadarkan kepalanya di bahu Ibunya. "Aku lelah, Ibu."

Hinata tersenyum. "Kaeru?" Ucap Hinata.

Boruto merasakan hembusan angin kian kencang di sisi kanan tubuhnya. Menatap Temari dengan tatapan marahnya. "Apa yang kau lakukan pada adikku, Boruto!?"

This's Our Story : Why Don't You Miss Me? || UZUMAKI BORUTO & UCHIHA SARADAWhere stories live. Discover now