2. Bos Baru

1.2K 129 40
                                    

Marah, kesal, dan sesal. Adalah tiga kata yang tepat untuk menggambarkan suasana hati Juwita saat ini. Setelah acara makan siang yang berlangsung dengan bumbu pertikaian dirumah semasa kecilnya, Juwita tanpa berbasa basi langsung angkat kaki dari rumah tersebut. Mengabaikan panggilan Jake serta kakak sulungnya Jayandra yang menyuruhnya untuk tetap tinggal barang sebentar saja. Juwi lebih memilih pulang seorang diri dengan menyegat taksi kerumah miliknya sendiri, ah lebih tepatnya rumah suaminya-- Jake.

Juwita tak peduli setelah ini Jake akan marah atau bahkan memaki dirinya, Bagi Juwi itu lebih baik ketimbang harus berada disatu ruangan yang sama dengan wanita itu. Wanita berwajah polos namun berhati iblis yang telah merusak kebahagiaan keluarga kecilnya.

Ponselnya berbunyi untuk kesekian kali, tertera nomor sang suami dilayar berbentuk persegi itu. Namun bukannya menerima panggilan tersebut, Juwita lebih memilih untuk mengabaikannya. Ia hanya takut, takut jika Jake terkena sasaran amarahnya yang belum reda barang sedikitpun.

Juwi membaca deretan kata yang masuk melalui aplikasi pesannya, lalu dengan cepat memasukkan kembali kedalam sling bag miliknya setelah lebih dulu mengetik sebuah balasan singkat.

Taksi itu berhenti dipekarangan rumah Juwita, jarak antara rumahnya dan rumah keluarganya memang tak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu 20 menit jika berkendara menggunakan mobil, bahkan lebih cepat jika menggunakan sepeda motor. Tak lama mobil Jake menyusul masuk, sepertinya lelaki itu segera menyusul Juwi sesaat setelah wanita itu pergi dari kediaman Mahardika.

"Sayang, honey!" Seru Jake saat melihat istrinya melenggang begitu saja memasuki rumah tanpa menunggu dirinya. Juwi membuka pintu kamarnya dengan kencang, menimbulkan bunyi bedebam saat handle pintu itu menabrak dinding dibelakangnya. Juwi melempar tasnya serampangan hingga tak sengaja mengenai Jake yang baru saja muncul.

Mendengar suara seseorang mengaduh, Juwi segera membalik tubuhnya, ia menatap penuh horor pada Jake yang kini tengah memegangi dahinya yang sepertinya terkena lemparan tas.

"Mas! Ya ampun aku minta maaf aku ga sengaja" ujarnya panik, menyingkirkan jemari Jake yang menutupi dahinya. Seketika itu pula Juwita dihantam oleh rasa bersalah. Bibir Juwita ikut meringis saat melihat memar yang tercipta dipelipis sebelah kiri Jake. Sepertinya Jake terkena bagian tali tas Juwi yang terbuat dari rantai besi.

"Ayo kita kedokter mas, mas masih bisa nyetir kan? Atau aku pesen taksi online aja? Bentar-bentar aku cari dulu handphone ku dimana"

Juwita berjalan mondar mandir tak tentu arah mencari keberadaan ponselnya. Padahal jika memang sedang fokus, benda berbentuk persegi itu hanya berjarak beberapa centi saja dari tempat Jake berdiri saat ini. Jake menghela nafas panjang, menangkap sebelah lengan Juwita agar ia berhenti mencari.

"Udah sayang aku ga papa" gumam Jake pelan, berusaha menenangkan istrinya.
Air mata menggenang dipelupuk matanya membuat Jake menjadi tak tega. Bahkan saat mengamuk dirumah keluarganya beberapa waktu yang lalu, Juwita terlihat tegar tanpa menunjukkan sedikit pun guratan kesedihan dimatanya. Kini, justru Jake melihat sendiri istrinya itu begitu rapuh dan nelangsa.

"Tapi aku udah ngakitin kamu mas" lirihnya bersamaan dengan lolosnya isak tangis dari bibirnya.

Tanpa ragu Jake membawa Juwi kedalam dekapan hangat tubuhnya. Mengelusi pelan tubuhnya yang ringkih berusaha memberikan ketenangan. Jake tau, bukan hanya karena dirinya Juwi seperti ini, tapi juga karena keluarganya. Jake berharap, setidaknya Juwi rela membagikan sedikit beban yang ia tanggung pada dirinya. Ia ingin istrinya itu percaya bahwa dirinya selalu ada disini untuknya kapanpun ia butuh sandaran dan tempat mencurahkan segala isi hatinya.

Tapi harapan hanyalah tinggal harapan, Juwita tak pernah sedikitpun ingin berbagi dengannya. Kadang Jake sendiri tidak bisa menebak apa yang wanita itu rasakan. Juwi seperti memasang topeng didepannya, berlagak seperti seorang istri yang baik seperti pada umumnya. Namun siapa sangka, Jake selalu memergoki istrinya itu menangis dimalam hari, tangisannya begitu menyayat hati, seakan-akan hidup yang Juwi alami begitu menderita.

SECRET AFFAIR | HEESEUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang