8. Bermain Api

1.7K 115 57
                                    

Sayup-sayup sinar matahari menyeruak masuk menembus iris sewarna madu milik Juwita, alisnya berkerut dan tubuhnya mulai menggeliat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sayup-sayup sinar matahari menyeruak masuk menembus iris sewarna madu milik Juwita, alisnya berkerut dan tubuhnya mulai menggeliat. Pelan-pelan ia mulai membuka matanya, menatap sekeliling ruangan yang didominasi oleh warna gelap, sangat kontras dengan suasana dikamarnya yang terang benderang.

Sepasang lengan kokoh melingkari perutnya, surai halus yang menempel dipunggungnya membuat Juwi terkekeh geli. Tangan Juwi pun merayap mengelus lengan lelaki yang kini mendekapnya erat. Juwita terbangun dengan perasaan bahagia dihatinya, namun ironisnya Juwita seakan lupa bahwa lelaki yang memberikan rasa bahagia itu hanya orang asing yang baru saja masuk kedalam hidupnya dan tak memiliki ikatan apapun dengan dirinya.

"Jam berapa sekarang?" Ethan bertanya dengan suara seraknya. Juwita melirik kearah jam dinding dan seketika itu pula dirinya tersentak.

"Hans, kita telat!" buru-buru Juwi bangkit dari tidurnya, membuat belitan diperutnya seketika terlepas. Mata Ethan menyipit, memperhatikan tubuh polos Juwi yang kini duduk ditepi ranjang sembari memakai pakaiannya dengan tergesa.

Dengan malas Ethan ikut bangkit dan memeluk tubuh juwi dari belakang, menyandarkan dagunya pada pundak wanita itu dengan matanya yang setengah terpejam. Tangan Juwita yang tengah memakai celana terhenti seketika.

"Siap-siap gih, kita beneran udah telat ini" Juwita mencebik kala Ethan kembali melingkari perutnya posesif.

"Kamu lupa ya, aku bos nya disini" ucapnya sembari tersenyum miring.

"Kamu memang bosnya, tapi kamu bukan yang punya perusahaan" Juwi melepas belitan tangan Ethan, lalu kembali melaksanakan kegiatannya yang tertunda "udah sana mandi, aku pulang dulu" lanjutnya setelah selesai memakai pakaiannya secara lengkap.

"Mandiin~" rengek Ethan manja.

"Not now, uhmm maybe next time. Kalo sekarang bukannya mandi yang ada kamu malah nyerang aku lagi" Ethan terkekeh, sepertinya Juwita sudah bisa membaca akal bulusnya.

Juwita menyambar tasnya, memeriksa ponselnya yang ternyata sudah nonaktif karena kehabisan daya, yang saat nyala nanti pasti akan penuh oleh notifikasi pesan dari Jake. Membayangkan rentetan pesan dari lelaki itu saja rasanya sudah membuat perutnya mual.

"Kenapa?" Ethan berjalan menghampiri Juwi yang wajahnya terlihat muram "suami kamu nelpon?"

Juwita menggeleng lalu menyunggingkan sebuah senyuman "aku pulang ya"

Tanpa diduga Ethan meraih tubuh Juwi kedalam dekapannya, mengelus surainya yang panjang, mengecupi puncak kepalanya dengan sayang.

"Everything gonna be okay. Don't worry" gumam Ethan. Juwita kembali mengangguk, membalas pelukan Ethan sembari menghirup aroma tubuhnya yang menenangkan.

"Kalo udah siap kabari aku, kita turun bareng" Ethan memberi sebuah kecupan disertai lumatan singkat pada bibir Juwita, lalu mengantarnya hingga kedepan pintu. Ethan hanya berdiri dibalik pintu karena ia hanya memakai boxer sebagai penutup tubuhnya. Juwi sempat melambaikan tangan sebelum pintu itu akhirnya tertutup.

SECRET AFFAIR | HEESEUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang