Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jake tidak tau bagaimana mendeskripsikan perasaannya ketika melihat istrinya yang jelita berdiri diambang pintu ruang kerjanya disore hari dan terlebih dihari kerja.
Tentu saja itu menjadi kejutan yang luar biasa menyenangkan sekaligus mengundang tanya bagi Jake.
Seumur-umur pernikahan mereka, baru kali ini Juwita menginjakkan kakinya disini. Jadi tak heran jika saat Juwita meminta bertemu dengan Jake, sang resepsionis menanyakan sederet pertanyaan yang membuat Juwita jengah, dan baru berakhir ketika Juwita mengatakan bahwa ia adalah istri dari atasan mereka.
Ketika sang resepsionis mengantar Juwita masuk, Jake serta merta berdiri mengitari meja kerjanya untuk menyambut sang istri yang entah kenapa berpenampilan sedikit berbeda dari biasa.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dress hitam pendek dengan aksen 'V' dibagian kerahnya menggantung apik dipertengahan paha wanita itu. Dan itu sama sekali bukan gaya berpakaian Juwita, ia tak pernah suka bagian tubuhnya terekpos. Kalung choppard seri happy heart yang melingkar cantik dileher Juwita-pun tak luput dari pandangan Jake, hadiah yang ia berikan saat ulang tahun pernikahan mereka yang pertama.
"Kok kamu bisa ada disini?" Tanya Jake seraya menggandeng lengan Juwita menuju sofa ditengah ruangan.
"Karena pengen ketemu mas?" jawabnya tak yakin. Pandangan Juwita berkelana kesana kemari, seolah-olah sedang menginspeksi ruangan kerja itu dengan mata tajamnya.
"Kenapa ga ngabarin mas kalo kamu pengen pulang. Kerjaan kamu gimana?"
Juwita mengangkat bahu acuh "Aku udah ambil cuti sampai minggu depan" tatapannya kembali beralih pada Jake "Aku tau mas sibuk, makanya ga ngasih kabar. Takut ganggu" sambungnya.
"Kamu ga pernah ganggu aku, sayang" jawab Jake sepenuh hati "Jadi sekarang gimana? Kamu senang ketemu mas?" Tanya Jake antusias.
Mengangguk pelan, Juwita mengulas sebuah senyum yang mungkin saja tak pernah ia sunggingkan pada Jake selama ini. Senyum itu tampak begitu tulus hingga jantung Jake berdesir. Membuat lelaki itu tanpa sadar mengarahkan telapak tangannya pada wajah Juwita, mengusap pipinya lembut lalu menyelipkan rambutnya dibalik telinga.
