4. Take me away

5.2K 632 98
                                    

Saat mulai masuk gerbang kampus, Chaerin merasa dongkol dan ingin mengamuk. Gara-gara Ungie terpaksa Chaerin memakai masker mulut untuk menutupi luka di bibirnya. Bibirnya bengkak. Meski sudah di obati Yoongi tetap saja masih bengkak.

Waktu di kelas juga Chaerin banyak diam tidak menanggapi Jia yang sedang mengoceh tentang pertengkarannya dengan Jimin. Ingin menanggapi namun sulit. Tidak ada yang bisa Chaerin lakukan selain menerima kemarahan Jia.

"Aku bukan bicara dengan patung ya!" Lagi Jia mengguncang bahu Chaerin supaya Chaerin bicara. "Kau sakit atau sedang berlatih bisu?"

Chaerin menggeleng pelan dan sesekali menghela nafas. Perutnya lapar ingin makan tapi ia tidak berani menurunkan maskernya.

"Lalu apa? Kau sakit hati? Atau makanannya tidak enak?" Jia mengamati menu kantin hari ini. Padahal menu ini favorit mereka. "Ini enak loh."

Chaerin mengangguk, memegang perut yang berbunyi ingin di isi makanan. Mulai kemarin Chaerin memutuskan untuk menjauhi Ungie si kucing iblis berkedok lucu. Tak menyangka Ungie akan seagresif itu. Jangan-jangan Yoongi juga seperti itu?

Jimin datang dari belakang Jia lalu memilih duduk di sebelah Chaerin. Dilihatnya tatapan Jia berubah tajam menatap Jimin seperti psikopat yang siap untuk membunuh.

"Aku kemari bukan mencarimu. Aku mencari Chaerin." Ujar Jimin sarkas pada Jia.

Jia memutar bola matanya malas. "Terserah mu."

"Kau tidak makan?" Tanya Jimin kini menatap Chaerin.

Chaerin menggeleng pelan tidak bisa menjawab. Jimin penasaran ada apa di balik masker Chaerin. Tanpa aba-aba pun tangan Jimin menurunkan masker Chaerin pelan-pelan hingga luka di bibir Chaerin terlihat.

Spontan Jimin kaget termasuk Jia dan menatap bibir Chaerin khawatir. "Bibirmu kenapa?" Jimin menyentuh bibir bawah Chaerin lembut.

Chaerin mendesis meski jari Jimin tidak menyentuh lukanya. "Digigit kucing." Jawabnya susah payah dan suara terdengar tidak jelas.

"Apa?! Kucing siapa? Seingatku kau tidak punya kucing." Kini Jia yang bertanya.

"Kucing tetangga." Jawab Chaerin.

Jia dan Jimin menghela nafas bersamaan, heran dengan luka Chaerin yang ternyata tidak di bibir saja. Di pipi juga ada bekas cakaran.

"Kau apakan kucing itu sampai menyerangmu? Kau tidak menyiksanya kan?" Jia tahu Chaerin tidak terlalu suka kucing karena bulunya yang terkadang membuat Chaerin bersin. Jadinya Jia heran.

Chaerin kesal. Tidak Jia tidak Yoongi pasti menyalahkannya duluan bukan Ungie. Chaerin malas menjawab dan memilih menutup lukanya lagi.

"Ini sebabnya juga kau tidak makan?" Tanya Jimin menatap Chaerin dan makanan bergantian. Chaerin mengangguk. "Kau lapar?" Chaerin mengangguk lagi.

Jimin tidak tega pasti rasanya tidak nyaman dan menyakitkan karena harus menahan sakit dan menahan lapar. Jimin pun berinisiatif menyuapi Chaerin makan.

Mengambil sumpit dan kemudian menurunkan masker Chaerin lalu menyuruh Chaerin membuka sedikit mulutnya supaya satu potong ayam kecil masuk ke bibirnya.

"Aku akan menyuapimu."

Inilah alasan mengapa Chaerin nyaman memiliki teman seperti Jimin. Jimin itu pria yang lembut dan perhatian. Jika ada masalah pasti Jimin selalu membantunya. Hanya saja Jimin sering bertengkar dengan Jia karena hal sepele.

"Kau tidak menyuapi ku juga?" Tuntut Jia.

"Kau sehat. Jangan banyak menuntut." Sarkas Jimin lalu kembali menyuapi Chaerin makan.

How To Feel? [M]Where stories live. Discover now