20. Painting opens memories

5.2K 614 143
                                    

Annyeong yeorobun...

Bagaimana kabar kalian? Semoga semua dalam keadaan baik.
Aku ga tau mau ngomong apa lagi wkwkwkwk
Jadi selamat membaca 🤗

.

.

.

"Maaf."

Satu kata itu belum cukup untuk meluluhkan hati Chaerin yang memanas. Chaerin masih tetap diam, bibirnya tertutup rapat malas mengeluarkan satu patah kata. Ini adalah ganjaran untuk Yoongi, ia akan mengetes Yoongi sampai mana usaha Yoongi membujuknya.

"Maafkan aku Chaerin." Ucap Yoongi lagi.

Bisa Chaerin rasakan hembusan napas Yoongi di lehernya dan Gerakan bibir Yoongi saat bicara tadi. Sebenarnya rasanya geli, namun Chaerin menahannya. Tangan Yoongi yang kini berada di pinggang mulai berpindah ke perut, mengelus lembut permukaan kulit Chaerin lalu sedikit turun ke pusar. Gerakan tangan Yoongi membuat Chaerin memejam dan sedikit mendongakkan kepalanya ke atas. Bersamaan dengan itu Yoongi mengecup lembut leher Chaerin.

"Aku minta maaf."

Meski bibir Yoongi terus meminta maaf, tapi tangannya mulai nakal naik ke dada mencari sesuatu yang sintal. Chaerin sadar apa yang diinginkan tangan Yoongi pun segera bertindak menghentikan tangan Yoongi.

"Jangan." Ujar Chaerin.

"Kenapa?" Yoongi menggigit daun telinga Chaerin dan memainkan lidahnya di sana.

Mata Chaerin terpejam, memiringkan kepalanya ke arah telinga yang di gigit Yoongi. "Waktunya tidak tepat, aku masih marah." Sahut Chaerin lirih.

"Aku sudah minta maaf, jangan marah lagi."

Yoongi tidak mau menyerah sampai Chaerin benar-benar memaafkannya. Yoongi berpindah posisi mencari tempat di sebelah Chaerin dan kemudian mendorong pundak Chaerin agar bersandar di sandaran kursi. Kursi kayu yang panjang memudahkan Yoongi mengungkung tubuh mungil Chaerin. Kedua tangan kekarnya menjadi tumpuan dan salah satu lututnya berada tepat di sela-sela kaki Chaerin.

"Apa yang harus aku lakukan agar kau tidak marah, hm?" Tanya Yoongi sededuktif mungkin sembari menyelipkan tangannya di pipi Chaerin.

Chaerin yang berada di bawah Yoongi merasakan bulu kuduknya meremang. Merinding mendengar suara Yoongi yang tiba-tiba seperti itu. "Fokuslah padaku saja." Balas Chaerin memberanikan diri membalas tatapan mata Yoongi.

Satu sudut bibir Yoongi tertarik ke atas, alhasil Chaerin merinding lagi melihat Yoongi tersenyum miring seperti iblis. "Itu saja?" Tanya Yoongi.

"Iya."

Senyuman menyeramkan itu berubah menjadi senyuman manis semanis gula. Yoongi mendaratkan bibir di kening Chaerin, mengecup lama area itu hingga Chaerin di bawah sana merasa nyaman dan tenang lagi.

"Baiklah aku hanya akan fokus padamu saja."

"Janji?" Chaerin mengajukan jari kelingking meminta untuk dikaitkan dengan jari kelingking Yoongi.

Kemudian Yoongi membalas dengan mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari Chaerin. "Iya aku janji."

Detik kemudian Chaerin merasa ada yang aneh. Tidak biasanya Yoongi menurut seperti ini. Oke, jika di lihat dari permintaan maaf tadi Yoongi mungkin merasa bersalah dan dengan berjanji seperti tadi cara Yoongi menebus kesalahannya. Akan tetapi Chaerin merasa aneh saja melihat sikap Yoongi yang menurutnya sedikit berbeda.

How To Feel? [M]Where stories live. Discover now