11. Kencan di taman hiburan part.1

1.1K 114 0
                                    


Walaupun tahu bahwa ini bukanlah kencan, Cherin menghabiskan waktu semalaman untuk memilih baju yang akan dikenakannya hari ini.

Cherin menguap kecil sambil merapikan rambutnya yang diikat ekor kuda kebelakang. Dia hanya tidur sekitar 4 jam karena terlalu lama memilih baju semalam.

Rasa gugup yang dirasakannya hari ini mungkin dikarenakan dirinya yang sudah lama tidak melakukan hal seperti ini.

Keluar bersama teman dan bermain bersama di taman hiburan. Semua ini terasa asing.

Kaus pink pastel dan celana jean panjang yang bewarna putih menjadi pilihannya hari ini. Sebelum keluar dari apartementnya, Cherin kembali memeriksa penampilannya sendiri yang ada didalam cermin.

"Kurasa ini cukup baik." Cherin mengangguk kecil sambil memuji dirinya sendiri yang telah bekerja keras memilih baju semalaman.

Penampilannya yang biasanya selalu memakai kemeja kantoran sekarang terlihat seperti mahasiswa lagi.

Mungkin bisa dibilang, sekarang Cherin kembali melakukan hal yang tidak dapat dilakukannya dulu.

Hal yang terlewatkan olehnya.

"Hek!" Cherin reflek bersuara aneh sambil membulatkan matanya, melihat sosok Liane yang sudah bersandar tepat disamping pintu apartementnya.

Satu hal yang mencuri perhatian Cherin hari ini adalah penampilan Liane.

Penampilan Liane hari ini terlihat asing.

Rambut emasnya yang biasanya disisir rapi kebelakang, sekarang terlihat lembut terurai kesamping dengan diberi sedikit wax untuk mempertahankan modelnya.

Penampilannya terlihat persis seperti idol yang sering dilihatnya didalam TV. Mungkin... Liane lebih tampan dari pada idol yang dilihatnya.

Tubuhnya yang tinggi dibalut kaus longgar lengan pendek yang bewarna putih polos dengan paduan Jean biru muda.

Walaupun pakaiannya adalah pakaian yang basic, penampilan Liane terlihat sangat modis.

Mungkin baru hari ini Cherin sedikit menyadari kekuatan wajah dan penampilan Liane.

Hal ini membuat Cherin menjadi sedikit malu dan canggung. Entah kenapa wajahnya terasa panas.

"Ng... Apa kau tidak membawa mobil, ketua?" Cherin yang mengikuti langkah Liane untuk keluar dari apartemenya, terus mencari posisi parkir mobil hitam Liane yang selalu di bawa olehnya. Namun mobil itu tidak terlihat dimanapun.

Liane hanya tertawa kecil.

"Hari ini aku tidak membawa mobil, aku berencana membawamu pergi dengan bus angkutan umum."

"bus?" kenapa harus repot memakai angkutan umum? Cherin tidak dapat mengerti cara pikir lelaki yang ada didepannya.

"Agar perjalanan ini lebih sempurna. Bermain ke taman hiburan adalah kegiatan yang banyak dilakukan oleh anak muda dan mahasiswa. Oleh karena itu, aku ingin mencoba hal yang sama seperti mereka. Pergi dengan mengunakan bus dan mencoba sesuatu yang belum pernah kulakukan. Bukankah ini seru Cherin?"

Memangnya kau setua apa hingga kau mengatakan hal yang dilakukan anak muda segala? Jika dilihat-lihat kita ini juga temasuk anak muda.

Cherin ingin sekali menjawabnya seperti itu, tetapi melihat Liane yang sudah sangat bersemangat ketika membicarakan hal yang ingin dia lakukan membuat Cherin hanya dapat mengikuti apa yang diinginkan oleh Liane.

"Baiklah, ketua."

"ah, benar juga. Akan sangat aneh jika kau terus memanggilku ketua. Ini bukanlah didalam kantor, panggil saja namaku." Wajah Cherin terlihat sedikit kesulitan. Bagaimanapun juga Liane memiliki posisi lebih tinggi darinya, pasti akan sangat canggung jika Cherin harus memanggilnya dengan namanya.

my perfect revenge (End) Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα