24. Aku mencintainya

1.7K 144 11
                                    


Rachel duduk disamping ranjang hotel. Rambutnya masih terlihat sedikit berantakan. Malam panas yang dilewatinya dengan Jacky membuat seluruh tubuhnya menjadi lelah. Sambil terus menyisir rambutnya dengan jari tangannya, Rachen mengerucutkan bibirnya dengan manja.

"manager, aku benar-benar kesal padamu hari itu." Dengan wajah kesal yang dibuat-buat, wanita itu terlihat seperti anak ayam yang mencuap-cuap.

Jacky yang berbaring disampingnya sambil terlihat acuh tak acuh. Sambil menarik selimut hotelnya keatas untuk menutupi tubuhnya. "kenapa kau kesal?"

"apa manager masih ingat hari dimana anda membawa tunangan anda diacara makan malam bersama perusahaan? Aku bernar-benar tidak suka melihat anda memeluknya." Mendengar perkataan itu membuat Jacky mengerutkan alisnya. Berani sekali wanita yang bukan merupakan siapa-siapa ini, mengomentari tindakannya. Apalagi dia mengungkit Cherin.

Rachel sama sekali tidak melihat perubahan mood Jacky, wanita tidak tahu malu itu masih terus meneruskan perkataanya.

"siapa itu namanya....chalin??Cheren???hmmmm....ah, Cherin." Sambil menarik satu sudut bibirnya keatas, Rachel meletakkan tangannya ke punggung Jacky yang tidak terbalut sehelai benangpun.

"dia terlihat seperti wanita membosankan, kasihan sekali manager kesayanganku harus menikah dengan wanita seperti itu." Jacky segera membalikkan badannya untuk mencengkram tangan Rachel dengan keras, sehingga membuat Rachel mengeluarkan suara kesakitan.

"ah!manager....anda mencengkamku terlalu keras." Seperti tidak memperdulikan perkataan Rachel, mata Jacky menatap wanita itu dengan tajam.

"jaga mulutmu!" kata yang dingin itu keluar dari mulut Jacky.

Melihat perubahan mood Jacky yang menjadi seperti itu ketika dia menyebut nama Cherin tunangannya, membuat Rachel sangat terkejut.

Bukankah selama ini managernya selalu membohongi tunangannya untuk tidur bersamanya?

Itu tandanya managernya lebih memilih dirinya daripada tunangannya Cherin bukan?

Tapi kenapa sekarang tatapan mata itu terlihat seperti akan membunuhnya?

Alam bawah sadarnya seperti memperingatkannya untuk segera berhenti mengungkin nama Cherin.

Tidak mungkin!

Dengan suara yang sedikit ragu, Rachel kembali membuka mulutnya lagi.

"kenapa anda marah seperti ini? apa karena aku menyebut nama tunanganmu?"

"sudah kubilang, jaga mulutmu. Cherin bukan seseorang yang dapat kau sebut dan kau jelekkan begitu saja." Jacky masih mencengkram tangan Rachel tanpa berniat melepaskannya.

"manager, apa anda ..." tidak!tidak mungkin!

"apa anda memiliki perasaan kepadanya?" pertanyaan ini terdengar konyol, mengingat sosok lelaki didepannya itu selalu menghabiskan waktu bersamanya.

"kenapa kau menanyakan hal yang pasti? tentu saja aku mencintai Cherin."

Ha...hahaha

tawa kecil keluar dari bibir Rachel, kata cinta baru saja terucap dari mulut lelaki yang beberapa saat yang lalu melakukan hal yang tidak pantas dilakukan dengannya.

Perasaan kesal bercampul kecewa memenuhi hati Rachel.

"....jadi, kita ini apa? aku...dan juga manager. Apa anda tidak lebih mencintaiku daripada tunangan anda?" tubuh Rachel mulai bergetar karena sedang menahan amarahnya.

"pufffahhhhahahaha" Jacky tertawa terbahak-bahak, seakan baru mendengan candaan yang konyol.

"kita? ada apa dengan kita? Memangnya kita memiliki hubungan? Kau hanya bawahanku dan aku adalah atasanmu. Bukankah pertemuan kita selama ini hanya untuk memuaskan nafsu kita masing-masing?" mata Rachel terbelalak lebar, tangannya dihempaskan dengan sekuat tenaga sehingga cengkraman tangan Jacky terlepas.

my perfect revenge (End) Where stories live. Discover now