12. Kencan di taman hiburan part.2

924 121 1
                                    


Cherin mengira begitu masuk, mereka akan disambut oleh zombie dengan wajah membusuk, atau setidaknya hantu wanita tanpa mata.

Ternyata pemeran hantunya tidak terlalu banyak. Mereka sudah masuk untuk beberapa saat dan belum ada bertemu dengan satupun hantu didalamnya.

Hwa......

Efek suara tangisan hantu itu tiba-tiba berganti menjadi suara teriakan keras yang menakutkan.

"Aaaaa...." Liane yang berdiri dibelakang Cherin terkejut dan berteriak sambil tidak sadar memeluk lengan Cherin.

"Ck, apa yang kau lakukan? Efek suara seperti ini saja sudah membuatmu berteriak seperti ini. Barusan, suaramu lebih mengagetkan daripada efek suara itu." Liane masih memeluk lengan Cherin dengan erat sambil menutup kedua matanya. Tubuhnya tampak bergetar kecil karena ketakutan.

"Pft...." Cherin yang melihat tingkah lieane yang seperti ini, akhirnya tertawa terbahak-bahak. Jujur sifatnya saat ini terlihat sangat lucu.

"Pha hahaha.... Barusan siapa yang bilang dengan percaya dirinya bahwa lelaki dewasa sejati tidak takut hal seperti ini? Bwa hahaha.... kita bahkan belum bertemu hantunya. Hahahaha..." Cherin tidak dapat menghentikan tawanya, perutnya menjadi sedikit sakit karena dia tertawa terlalu kencang.

Liane sama sekali tidak menjawabnya, dia hanya bergetar ketakutan seperti anak kecil.

"katanya lelaki sejati seperti ketua tidak takut dengan manusia yang didandani seperti hantu? Jangan-jangan ketua bukan lelaki sejati?" melihat Liane yang lucu seperti ini, membuat Cherin ingin terus menggodanya.

'ini balasan untuk permaian barusan.'

"I... Ini hanya terkejut. Benar! Ini hanya terkejut saja. Aku memang memiliki sedikit masalah pada jantungku." Liane yang memiliki jantung yang sehat, mengeluarkan seluruh alasan yang muncul dipikirannya begitu saja, untuk melindungi harga dirinya yang tersisa.

"ya, ya... Jantung ketua yang bermasalah. Saya mengerti." Jawab Cherin sambil terkikik kecil.

Wajah Liane memerah karena malu. Jika dia dapat memutar waktu, dia akan menutup mulutnya sendiri, yang sudah berbicara besar tentang lelaki sejati barusan.

Dia terlalu ceroboh sehingga terpancing dengan provokasi Cherin.

'Harusnya aku terus beralasan agar tidak masuk kedalam tempat ini.'

Jujur, dari tadi tubuhnya terus bergetar ketakutan, tetapi Liane berusaha mengalihkan pikirannya untuk menyembunyikan ketakutannya.

Tenanglah.... ayo, tenanglah tubuhku...

Akan sangat memalukan jika aku berteriak histeris didalam tempat ini.

Liane mencoba menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Kemudian membenarkan kembali ekspresi wajahnya.

Dengan mengumpulkan keberaniannya yang tersisa. Liane mulai menarik tangan Cherin untuk memimpin jalan didalam tempat itu.

Sayangnya, keinginannya untuk mengumpulkan kembali harga dirinya yang tersisa akhirnya harus hancur berkeping-keping.

Tepat disaat Liane membuka pintu ruangan selanjutnya, sesosok mayat yang terbaring berdarah-darah diatas ranjang rumah sakit itu bergerak.

Tubuhnya merangkak mendekatinya.

"Aaaaaaaaaaa........ pergi.!!!!! tidakkkkkk tolong aku! akh.... tolong!" Liane tidak lagi memeluk lengan Cherin, tetapi tubuhnya berlari untuk segera bersembunyi dibelakang tubuh Cherin sambil memeluk pinggang Cherin dari belakang untuk meminta tolong.

my perfect revenge (End) Where stories live. Discover now