25. Undangan pernikahan

2.5K 228 13
                                    

[Author bulk update buat novel ini. Kalau kalian udah baca sampai chapter ini dan masih ad vote bolong, yukkk bantu author vote per chapternya. karna buat menulis satu chapter saja memerlukan banyak waktu. biar author tetap semangat buat update. kalau kalian suka ceritanya, jangan lupa share dan infokan novel ini ke teman2 kalian yah... happy reading]


Cherin memandangi kertas undangan yang ada ditangannya. Namanya dan Jacky terpampang jelas didalam isi kertas itu.

Pernikahannya yang akan dilaksanakan seminggu lagi, membuatnya sedikit gugup.

Apa semuanya akan baik-baik saja?

Melihat tidak ada halangan apapun yang menggangunya saat ini, harusnya dia tidak perlu khawatir akan rencananya.

"apa itu?" suara Liane terdengar dari belakangnya, sambil melirik undangan pernikahan yang ada ditangan Cherin.

Tanpa sadar Liane mengerutkan alisnya, karena bukanlah hal yang menyenangkan jika melihat nama wanita yang dicintainya ada didalam undangan bersama nama lelaki lain.

"undangan perikahan." Cherin menjawabnya dengan santai sambil memberikan undangan itu kepada Liane. "pastikan kau hadir."

"...." Liane hanya menggengam undangan itu dengan tubuh yang terdiam kaku.

Kemudian dia membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu.

".......menikah, apa kau akan melakukannya."

Cherin tersenyum kecil sambil menganggukan kepalanya.

"iya, aku akan melakukannya." Jawaban yang keluar dari mulut Cherin bukanlah jawaban yang diinginkan olehnya.

Liane berharap Cherin berkata 'tidak'.

Liane tahu bahwa Cherin memang sedang mengumpulkan bukti perselingkuhan tunangannya, tetapi Liane sama sekali tidak mengerti apa rencana Cherin selanjutnya dengan itu.

"bagaimana dengan balas dendam mu?"

"tunggu saja." Jawaban itu membuat Liane cemas.

Apa aku harus menghadiri acara pernikahan mu?

Membayangkan Cherin yang mengenakan gaun putih sambil membawa buket bunga membuat ujung hatinya terasa pahit.

Dan dirinya harus menghadiiri acara itu.

***

Cherin mencari sahabatnya Molly yang sekarang sama sekali tidak terlihat di meja kerjanya.

Undangan yang di pegangnya akhirnya diletakkan diatas meja Molly. Cherin mengangkat satu sudut bibirnya sambil tersenyum menyeringai.

Molly, wajah seperti apa yang akan kau tunjukkan nanti? Apa kau akan menangis seperti yang biasa kau lakukan?

Ah....itu pasti akan terlihat menjengkelkan.

Cherin yang berpikir untuk beberapa saat akhirnya mengambil kembali undangan yang ditaruhnya di atas meja Molly.

"lebih baik kuberikan langsung padanya." Mengingat Molly pasti akan berpura-pura bahagia untuk memberikan semangat padanya.

Wajahnya pasti akan tampak 'lucu'

"ah... Molly kau habis dari mana? Aku mencarimu kemana-mana." Cherin tersenyum cerah sambil berjalan menghampiri Molly.

Wajah sahabatnya itu tampak sangat menjijikan seperti biasanya. Wajah yang selalu penuh dengan kepura-puraan.

"rin, aku barusan sedang mengurus sesuatu ?" wajah Molly tampak lesu, mungkin karena beberapa hari ini Liane tidak memperdulikan dirinya.

my perfect revenge (End) Where stories live. Discover now