18. Makan malam perusahaan

1K 119 4
                                    

Seperti biasanya, Jacky selalu meminta Cherin untuk mendampinginya, untuk menghadiri acara makan malam bersama karyawan di perusahaannya.

Cherin yang datang dengan setelan dress hitam formal itu, segera menggandeng lengan Jacky sambil tersenyum cerah.

"apa kau sudah menunggu lama sayang?" Cherin bertanya dengan nada suara yang terdengar sangat perhatian.

Akhir-akhir ini, Cherin merasa kemampuan aktingnya telah berkembang pesat. Berpura-pura seakan tidak terjadi apa-apa diantara dirinya dan Jacky membutuhkan jeripayah ekstra darinya.

Beberapa kali Cherin melatih senyumnya didepan kaca hingga menghabiskan waktu berjam-jam, seperti orang yang sakit jiwa.

Mungkin dulu, senyuman ini akan keluar begitu saja dengan alami. Tetapi tidak dengan sekarang.

Bagaimana dia dapat tenang setelah mengetahui semuanya? Setiap kali bertemu dengan Jacky, dirinya harus menahan keinginan terdalamnya untuk membunuh dan mencabik-cabik tubuh Jacky, hingga bentuk tubuhnya tidak dapat dikenali lagi.

Kadang Cherin berpikir, apa aku bunuh saja dia dan membiarkan diriku menua didalam penjara?

Lagipula hidup ini sudah tidak ada yang bersisa lagi.

Tetapi perkataan Liane terus teringat didalam pikirannya.

Kata yang mengharuskannya untuk bertahan, seakan memberikannya setitik harapan. Bahwa manusia cacat sepertinya juga dapat menggapai kebahagiaan.

Suatu saat nanti...

Karena setiap orang memiliki waktu yang berbeda. Mungkin sekarang waktu dirinya untuk mencapai kebahagiaan itu masih belum tiba.

Oleh karena itu, dirinya tidak boleh membiarkan seluruh hidupnya hancur. Dia tidak boleh melakukan hal bodoh yang membuatnya membusuk didalam penjara.

Jacky mengecup pipinya perlahan.

'Ukh aku ingin menampar wajahnya'

Berkat kerja kerasnya dalam berakting, Cherin berhasil berpura-pura dengan baik dan melampaui perasaannya sendiri.

"Tidak, kau datang tepat waktu seperti biasanya rin.. Ayo kita masuk." Jacky menggandeng Cherin untuk masuk kedalam restoran, sambil menarik kursi didepannya untuk membantu Cherin duduk disampingnya.

"Seperti biasa, manager Jacky selalu membuat kami iri"

ini adalah perkataan yang sering didengar oleh Cherin.

Jelas jika mereka melihat hubungan Cherin dan Jacky yang tampak dari luar, semua orang pasti akan iri kepadanya.

Walaupun telah berpacaran lama, dirinya dan Jacky tetap terlihat seperti pasangan baru. yang masih dimabuk cinta.

Ya... Itu yang terlihat dari luar.

'Sungguh ironis'

Cherin hanya diam, sambil memasang senyum kecilnya yang tampak malu-malu. Disaat seperti ini, wajah tunangan sempurna adalah wajah yang cocok untuk dipertunjukkan kepada mereka.

Sebenarnya tidak terlalu buruk untuk menghadiri makan malam bersama perusahaan Jacky, asalkan Cherin cukup melupakan Jacky yang duduk disebelahnya dan hanya fokus untuk menikmati hidangannya.

"ah... Manager, hari ini anda mengajak tunangan anda yang cantik itu?" suara seorang wanita membuyarkan pikiran Cherin. Sambil kembali memasang senyum sempurnanya, Cherin memalingkan wajahnya kearah wanita yang berada disebelah Jacky..

"Hi, perkenalkan nama saya Rachel. " wanita itu mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Cherin, ini adalah gestur yang normal untuk berkenalan.

Namun Cherin yang sekarang dapat menatap wajah wanita itu dengan jelas, hanya diam tanpa menyambut tangannya.

my perfect revenge (End) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora