Bagaimana bisa??
Dia seharusnya sudah mati
Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati.
Lalu kenapa ia kembali?
Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
______
Sudah satu minggu Meda terbaring tanpa pernah membuka mata. Meskipun begitu, wajah ayunya tak pernah bosan memancarkan kecantikan.
Keluarga serta teman-temannya bergantian menjaganya. Banyak juga yang berniat menjenguk gadis itu untuk sekedar menjilat, tapi hanya orang-orang terdekat yang mereka izinkan untuk masuk menjenguk.
"Lihatlah Cass, putrimu tumbuh begitu cantik. Dia begitu cerdas. Sekarang kamu bisa melihatnya darisana dengan bangga, karena berhasil melahirkan putri secantik dia."
Cassiopeia memandang Meda dengan mata berembun.
"Andai kamu masih disini, aku yakin kamu tidak pernah bosan melihatnya tumbuh dari waktu ke waktu."
Eros datang membawa makan siang untuk Mamanya. Sejak tadi malam, Cassiopeia belum beranjak dari ruang inap kakaknya itu. Tatapannya yang sendu membuatnya ingin membunuh dalang yang sebenarnya.
"Ma, jangan sakit. Kalo Mama sakit, siapa yang akan menjaga kakak. Mama makan ya, atau Mama mau Eros suapi?"
Cassiopeia tersenyum tipis, putranya begitu manis. "Mama akan makan sendiri nanti, Ros"
Eros mengernyit tak suka.
"Makan sekarang, atau Eros suapi!" Desak bocah itu.
"Baiklah, baiklah kau menang. Mama akan makan sekarang. Kau puas?"
Eros mengangguk puas, dan duduk ditepi brankar Meda yang masih terlelap. Kak, aku sudah membuat penembakmu mati. Tapi sayangnya, aku tidak menemukan siapa dalangnya.
Jemari kecilnya mengelus surai kecoklatan milik kakaknya.
"Kak, ayo bangun. Kakak belum mengajukan permintaan kakak sewaktu kita di timezone dulu.." Eros terkekeh.
"Tapi, kalo kakak lupa ya.. gak papa sih. Kan bukan Eros yang rugi."
Tangannya berpindah ke jemari gadis itu.
"Kakak tau, aku kembali mendapatkan juara. Bukan karate, tapi lomba renang. Aku hebat, kan? Hmmm, sayangnya kakak tidur sewaktu perlombaan dilaksanakan. Kalau saja kakak sadar, kakak akan menjadi orang pertama yang Eros undang untuk menemaniku. Ayolah kak, bangun yuk!!"
Eros tetaplah anak kecil berusia 10 tahun yang akan merengek jika permintaan kecilnya tak segera didapatkan. Anak itu sudah bosan melihat mata kakaknya yang hanya terpejam tak menunjukkan pergerakan.
Tapi apakah Eros tau kalau sebenarnya, Meda mendengar celotehannya? Karena Kondisi ketika koma itu lebih mirip kondisi seseorang saat dibius total. Itu artinya, orang koma masih bisa mendengar suara sekitar, namun otaknya tidak bisa memproses atau merespon.
Lalu saat Eros jujur jika dirinya mendapatkan juara lomba renang, tentu saja Meda bangga. Tapi ia tak bisa memberi respon berarti yang bisa Eros lihat.