ISLAND 07

15 5 0
                                    

Seminggu pun berlalu, Zeroun dan Erland sama-sama merahasiakan tentang mata Sealine yang selalu cerah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Seminggu pun berlalu, Zeroun dan Erland sama-sama merahasiakan tentang mata Sealine yang selalu cerah. Mereka merahasiakannya karena tidak ingin membuat Sealine kebingungan karena gadis itu tidak bisa melihatnya sendiri.

Hubungan kedua laki-laki itu pun beransur baik, bahkan sekarang mereka sering membahas tentang ramalan yang disampaikan Erland di kamarnya. Mereka berdua sama-sama bersyukur Sealine menyuruh Erland untuk tinggal di rumahnya hingga laki-laki itu bisa membuka portal karena Zeroun bisa mengetahui hal-hal yang tidak masuk akal itu dan Erland bisa lebih leluasa menjelaskan segala hal tanpa ada yang harus dibatasinya seperti pertemuan pertamanya dengan kedua manusia Bumi itu.

Beruntung pada libur akhir pekan Erland bisa kembali menggunakan portal untuk kembali ke dunianya. Jadi, Sealine dan Zeroun sama-sama bisa melihat cara Erland masuk ke dalam portal.

Erland tiba-tiba bertanya kepada Sealine dan Zeroun. Pertanyaan yang sulit dijawab oleh mereka berdua. "Kalian ingin ikut denganku? Aku membutuhkan kalian untuk menyelamatkan pulauku."

"Aku tidak bisa, kalau aku ikut ... bagaimana reaksi keluargaku?" tanya Sealine sambil memilin jemarinya.

Sementara Zeroun mengangguk perlahan, tetapi tetap ada alasan yang keluar dari bibirnya yang membuat dirinya ragu. "Aku mau, tapi aku sependapat dengan Sea."

Erland pun menghembuskan napasnya kasar. Ia juga memikirkan tentang orang yang bersangkutan dengan Sealine maupun Zeroun. Namun, ia benar-benar membutuhkan kedua manusia di hadapannya kini. Ia pun tertunduk lesu. Warna mata merahnya semakin terlihap gelap.

"Aku tahu," ujar Erland. Lalu mengucapkan mantra dan mengarahkan tangannya ke dinding. Sebelum itu, Erland melambaikan tangannya dan berpamitan, "Kalau begitu selamat tinggal."

Baru saja Erland mengakhiri mantranya, tiba-tiba ada seseorang yang menahan pergelangan tangannya.

"Aku ikut!" seru Sealine. Ia telah memikirkan matang selama beberapa menit tadi. "Aku akan ikut denganmu jika di sana tidak ada tekanan yang membuatku tertekan." Ia membutuhkan dunia baru untuk kesehatan mentalnya, jadi ia memutuskan untuk ikut.

Melihat Sealine yang terlihat bersungguh-sungguh untuk ikut dengan Erland, Zeroun pun menyahut dengan senyuman puas yang tercetak di bibirnya, "Jika Sea ikut, aku juga."

Erland yang melihat kesungguhan mereka berdua pun tersenyum lega. Ia bahagia akhirnya Sealine dan Zeroun ingin ikut dengannya. Namun, bagaimana dengan keluarga mereka?

Seolah mengetahui yang ditanyakan Erland, Sealine dan Zeroun sama mengatakan hal yang membuat laki-laki itu semakin lega. "Kami bisa saja bilang kalau kami diculik saat jalan-jalan ke taman."

"Aku hanya tinggal bersama ayah dan nenek, jadi tidak apa-apa," ujar Zeroun sambil merangkul Erland. Mereka berdua terlihat sebagai sepasang sahabat yang bersahabat sejak lama.

"Aku ingin kabur dari keluarganya ibu. Tapi aku akan tinggalkan surat kepada ayah. Ayahku selalu percaya denganku dan hal magis," jawab Sealine yang juga ikut merangkul Erland.

Blue Island「 END 」Where stories live. Discover now