ISLAND 22

10 4 0
                                    

Saat tiba di dalam hutan Qwenn, Reas merasakan aura mencekam menusuk tubuhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat tiba di dalam hutan Qwenn, Reas merasakan aura mencekam menusuk tubuhnya. Ia menahan lengan Sealine untuk berhenti berlari. Pandangannya bergerak liar ke segala arah, mencari bau tak sedap itu.

"Ada apa?" bisik Sealine yang ikut memperhatikan keadaan sekitar.

"Sshhh." Reas mengarahkan jari telunjuknya ke bibirnya.

Matanya terus bergerak liar, telinga runcingnya juga ikut bergerak waspada. Laki-laki berambut kuning keemasan itu merasakan aura negatif yang sangat kuat. Namun, dia tidak bisa menggunakan kekuatannya untuk memprediksi hal tersebut.

"Pegang baju erat-erat. Aku merasakan ada yang tidak beres di sini," perintah Reas yang langsung dituruti oleh Sealine.

Gadis berambut biru itu meremas kuat pakaian kuno Reas. Melihat raut wajah Reas yang waspada dan serius, membuatnya juga ikut waspada.

Tiba-tiba sebuah anak panah melesat kencang mengincar Sealine. Namun, beruntung gadis bermata biru dengan iris mata yang tajam segera melompat dengan mengorbankan bahu Reas sebagai pegangannya.

"Sialan! Siapa kau?" seru Reas keras. Ia terkejut melihat anak panah yang berhasil dihindari Sealine, tetapi malah hampir mengenai jantungnya.

"Tsk! Kelepasan."

Reas dapat mendengar gerutuan dari sebuah pohon yang menjulang tinggi. Di sana, ia dapat melihat bayangan seorang laki-laki dengan rambut yang diikat ke belakang dan memakai tudung jubah.

"Kau ikuti aku," perintah Reas kepada Sealine yang sedang mengatur napas. Ia tahu gadis itu juga terkejut karena ada anak panah yang mengarah padanya, tetapi Reas tak bisa membiarkan orang itu lolos darinya.

"Oke."

Tanpa aba-aba lagi, Reas terbang di udara untuk mencapai laki-laki yang berdiri di atas ranting pohon. Sementara Sealine mengikuti Reas dengan melompat dari batang pohon ke pohon yang lain. Ia juga tidak bisa diam saja.

"Hei, kau!" seru Sealine ketika laki-laki yang membawa panah itu bersiap-siap untuk kabur.

Reas pun mempercepat pergerakannya yang membuat laki-laki bertudung itu dapat ditangkap olehnya. Ia mengunci leher Risthan dengan lengannya yang kekar.

Sealine yang berdiri di ranting pohon lain pun ikut mendekat ke arah Reas. Ia melangkah mendekat dari belakang dan segera melepaskan tudung jubah laki-laki itu.

Seketika, mata Reas melotot lebar melihat sosok laki-laki dihadapan mereka. Sosok yang sharusnya diincar oleh tim ketiga, Erland dan Raksia. Namun, mereka berdua yang terlebih dahulu bertemu dengan Risthan dan bisa Reas pastikan ini adalah bagian dari rencana si licik Aukala.

"Risthan?"

"Hai, Pengacau. Ternyata kau masih hidup, ya?" sapa Risthan sambil melemparkan senyum smirk.

Blue Island「 END 」Where stories live. Discover now