ISLAND 17

15 3 0
                                    

"Bagaimana keadaan Sea?" tanya Zeroun saat baru saja datang di hutan Ofoera dan langsung melihat gadisnya tidur di dalam gubuk Reas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana keadaan Sea?" tanya Zeroun saat baru saja datang di hutan Ofoera dan langsung melihat gadisnya tidur di dalam gubuk Reas. Ia juga melihat para peri yang berterbangan di sekitar Sealine.

"Kekuatannya dicuri Keith," jawab Erland sambil menunduk.

"Kau tahu darimana?"

"Aku. Aku dan kawananku diculik oleh Keith, dia menggunakan kami untuk memancing kalian, tetapi kalian tak kunjung mencari kami pun Keith dan Risthan menculik Sealine," jawab Schell, pemimpin peri di hutan Leira. Lalu, ia menyampaikan pertanyaan yang sudah jelas jawabannya tidak diketahui oleh ketiga remaja dan Reas, "Kau tahu apa yang dia lakukan padanya?"

"Keith mencuri kekuatan tersembunyi Sealine, dibantu Risthan." Schell memelankan suaranya ketika memberitahu hal yang membuatnya sakit hati.

Zeroun yang mendengarnya pun langsung melangkah lebar mendekati Schell, menyambar peri itu dan menggenggamnya. Ia menatap tajam dengan napas yang memburu, "Keith dari Svendlev itu mencuri kekuatan kekasihku?"

Schell yang merasa takut dengan Zeroun hanya mengangguk pelan. Baru kali ini ia bertemu dengan anak remaja yang emosional.

"Lalu apa lagi?" sambar Raksia menanyakan hal yang ingin diketahuinya dan Erland.

"Keith kembali ke Svendlev dan Risthan diancam oleh Aukala karena Risthan memberitahu cara pemindahan kekuatan. Hanya itu yang ku tahu karena aku baru dikeluarkan dari kurungan sejak Sealine digenggam oleh Keith cara memasukkan kedua tangannya ke dalam panci yang berisi ramuan," jelas Schell. Lebih baik dia memberitahu semua hal yang diketahuinya daripada genggaman Zeroun di tubuhnya mengerat dan hal itu bisa saja membuatnya menjadi abu.

"Erl! Zeroun hilang kendali!" pekik Raksia saat melihat Zeroun semakin mengeratkan genggamannya. Erland pun langsung mendekati Zeroun dan menggenggam erat lengan laki-laki berambut abu-abu itu. Memberikan aura panas agar laki-laki itu kepanasan.

"Kau bisa membunuh Schell, sialan," desis Erland menatap tajam ke arah Zeroun. Tak lupa ia mendorong Zeroun hingga keluar gubuk.

"Kau apa-apaan ini?" protes Zeroun dengan mata gelapnya yang menatap nyalang.

"Kau gila ya? Tindakanmu tadi bisa saja buat Schell jadi abu!" tandas Erland yang kesal. Lalu ia kembali masuk ke dalam, meminta maaf pada Schell.

Zeroun pun mengedipkan matanya. Ia merebahkan dirinya di atas permukaan tanah sambil menatap langit malam yang terang ditemani taburan bintang. Lagi dan lagi, dirinya kehilangan kendali ketika ada sesuatu yang menimpa kekasihnya itu. Apa benar ia bisa menjadi pasangan yang baik untuk Sealine dan membawa Sealine pada kebahagiaan yang diimpikan gadis berambut biru itu?

"Maaf, maafkan aku," lirih Zeroun sambil menundukkan kepalanya.

Tiba-tiba Reas merangkul bahunya dan meremasnya pelan. Ia membisikkan sesuatu kepada laki-laki berambut abu-abu itu, "Lain kali kontrol emosimu, kau tahu syarat yang aku katakan kemarin masih berlaku. Jadi, cintailah Sealine dengan kontrol emosimu terlebih dahulu." Kemudian, ia pun melepaskan rangkulan dan mengangkat kedua bahunya ke atas. "Yah, selanjutnya terserah padamu, Kawan. Aku yakin kau akan membutuhkannya sampai tujuanmu tercapai."

Blue Island「 END 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang