7. MENGALAHKAN EGO

35.3K 2.4K 129
                                    

Ig: wattpad.ayay
Tiktok: wattpad.ai & wattpad.ay

Diwajibkan untuk vote dan komen
sebelum membaca cerita ini!

(Happy Reading)

Saat ini, di dalam sebuah kamar dengan nuansa modern, terdapat seorang cowok yang tengah mondar-mandir dengan ponsel di genggamannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat ini, di dalam sebuah kamar dengan nuansa modern, terdapat seorang cowok yang tengah mondar-mandir dengan ponsel di genggamannya.

Berperang dengan egonya sendiri, untuk membiarkan masalah ini terus berlarut-larut atau memutuskan untuk menyelesaikan secepatnya.

Terhitung 2 hari sudah, dia dan Citra sama-sama tidak menghubungi. Bian dengan gengsinya enggan mengabari terlebih dahulu, dan Citra dengan pendiriannya sampai saat ini sama sekali tidak memberinya kabar.

"Arrrrghhh! Gue harus gimana!" kesal Bian masih berdiri, memegang ponsel.

"Gue gak bisa lama-lama marahan sama Citra, gue gak bisa!"

Dengan bersusah payah menurunkan gengsinya, Bian memencet nomor gadis itu. Biarlah kali ini ia yang mengalah. Tidak seharusnya ia bersikap seperti itu terhadap Citra. Bian tidak ingin Citra malah menjadi takut berdekatan dengannya karena ancamannya kemarin.

Panggilan tersambung, tapi tidak ada yang mengangkat. Tidak berhenti di situ, Bian kembali mencoba menelfon Citra, hingga akhirnya pada panggilan ketiga gadis itu mengangkatnya.

"Hmmm, kenapa?" tanya Citra ogah-ogahan.

"Kamu di mana?" Bian berusaha menetralkan jantungnya. Takut-takut kalau Citra masih marah.

"Di rumah."

"Tunggu aku, 10 menit lagi sampe."

"Mau ngapain?"

"Ketemu kamu lah, kangen!"

Tut

Tanpa menunggu dulu jawaban di seberang sana, Bian memutuskan telfon. Segera cowok itu bergegas mengambil jaket miliknya. Untung saja ia sudah mandi jadi tidak perlu menunggu lama lagi.

Bian menutup pintu kamar dan berpapasan dengan Ergi yang hendak ke bawah. Ia hanya menghela napas agar tidak emosi, entah mengapa setiap melihat wajah Ergi, emosinya terkadang menjadi tidak terkontrol.

"Mau kemana lo?" Ergi memulai pembicaraan.

"Sejak kapan lo pengen tau urusan gue?" sarkas Bian.

Obsesi AsmaraWhere stories live. Discover now