42. RASA YANG TAK TERBALAS

13.6K 638 143
                                    

Follow terlebih dahulu akun di bawah ini;
Instagram: wattpad.aii
Tiktok: wattpad.ai & wattpad.ay

Diwajibkan untuk vote dan komen sebelum membaca cerita ini!

Jangan lupa komen di setiap paragraf!

Ramaikan cerita ini ke teman-teman kalian dan sosmed kalian dengan memakai hastag #obsesiasmarawattpad #bianastara #aloraaleandra

Ramaikan cerita ini ke teman-teman kalian dan sosmed kalian dengan memakai hastag #obsesiasmarawattpad #bianastara #aloraaleandra

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Sudah satu Minggu berlalu sejak insiden penculikan Alora terjadi. Gadis itu sudah beraktivitas seperti biasa menganggap kejadian itu hanyalah mimpi buruk yang harus dilupakan.

Selama satu Minggu ini pula Alora dan Bian selalu bersama dan hal itu membuat Nevan kembali mempertimbangkan untuk menyatakan perasaannya.

UTS tinggal beberapa hari lagi dan Alora tidak bisa terus-terusan membolos. Mulai saat ini Alora akan belajar dengan giat dan naik kelas dengan nilai terbaik. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri. Tidak ada Alora yang bermalas-malasan. Tidak ada Alora yang selalu membuat masalah seperti dulu.

Di sini lah kedua manusia berbeda jenis kelamin itu berada. Taman belakang sekolah yang sejuk dengan adanya pepohonan mengelilingi.

Sejak tadi hanya ada keheningan yang melanda keduanya. Baik Alora maupun Nevan sama-sama bungkam seolah membiarkan keduanya larut dalam diam.

Nevan dengan pikirannya yang ragu-ragu mengajak Alora ke tempat ini. Ia ingin mengatakan sesuatu pada gadis itu. Tapi hatinya kembali dirundung rasa ragu. Bagaimana kalau setelah ini Alora malah menjauh darinya?

Tapi Nevan juga tidak bisa memendam perasaan ini seumur hidupnya. Ia tidak bisa menanggungnya sendirian.

"Ada apa, Van? Tumben lo ngajak gue ke sini." Alora menyerong dan menatap cowok itu yang nampak serius.

Nevan menatap dalam netra coklat milik Alora. Wajah Alora selalu bisa membuat jantungnya berdebar kencang.

"Lo sayang gue, Ra?" tanya Nevan tiba-tiba.

Alora terdiam kemudian menjawab. "Sayang. Gue udah nganggap lo seperti Abang gue sendiri."

Mendengar itu Nevan terkekeh miris. "Abang?" ulangnya tak percaya. "Lo cuma nganggap gue sebagai Abang lo? Gak lebih?"

Gadis itu mengangguk pelan. "Kenapa? Ada yang salah?"

"Apa perhatian gue selama ini ke lo belum cukup buat lo ngerti tentang perasaan gue? Gue rela ngelakuin apapun demi lo, Ra. Apa lo gak bisa liat hal itu?" Nevan masih memusatkan tatapannya pada Alora.

Alora sedikit keheranan melihat tingkah Nevan saat ini. "Gue tau lo perhatian sama gue, dan gue bersyukur atas itu. Tapi apa gue salah nganggap lo sebagai Abang?"

Cowok itu memberanikan diri menggenggam tangan Alora, membawa tangan mungil itu ke dadanya, membiarkan Alora mendengar detak jantung Nevan yang berpacu cepat saat di dekatnya.

Obsesi AsmaraTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon