10. Meeting

6.5K 826 46
                                    



Warning!!  Ini gak ada uwwu2annya.  Mohon maap sebelumnya tapi kudu banget chapter ini terjadi.... 

..............

"El,  yuk kita Meeting"

"Hah?  Meeting kak?"

Kagetnya wajar tapi tetep manis.

"Jiel ikut?"tanyanya heran.

"Iya dong,  kan tadi kamu yang periksa proposalnya. dah siap kan tadi??"

"Udah sih,  tapi kaaan... "

Jiel keliatan gak yakin.

"Kenapa?  Gak yakin sama proposalnya?

"Bukan itu,  liat deh bajunya Jiel kayak gini masa' mau Meeting" jiel melihat kebawah,  memastikan apa yang dia pakai.

Syukurlah,  dia khawatirin baju bukan khawatirin materi.  Good...

Yang lagi dipake Jiel sekarang ni emang baju santai,  dia pakai celana bahan warna hitam dengan atasan kaos polos warna hitam juga. Sepatunya juga sneakers. Memang sedikit terkesan santai buat diajak meeting sih. Sebenernya biasanya dia pake blazer atau jaket tapi entah kenapa hari ini kebetulannya dia pake jaket warna denim, gak nolong.

But it's ok,  RumiEl gak serumit itu.

Aku meraih pinggang Jiel mendekat,  membantunya merapikan kaosnya,  setidaknya kalau kaosnya dimasukkan jadi keliatan lebih rapi.
Trus aku menata rambutnya, gak berantakan sih tapi ya akunya pengen aja. Aku juga mengusap bibirnya yang masih lengket karna bekas es krim.

Gak lupa aku ngambil parfumku dilaci sedikit aku semprotin ke dia,  gak yakin itu penting karna aroma Jiel selalu wangi dipenciumanku.  Aku hanya ingin sedikit mentransfer energiku ke dia.

Terakhir, aku mengecupnya dikening untuk memberinya semangat!

Semuanya aku lakuin di depan Sherly,  salahnya sendiri udah tau lagi moment uwwu,  kog gak mundur.

"Dah,  gini aja cakep!" Kataku

Jiel masih melongo

"You're perfect. Yuk ah, jangan banyak mikir. Kita udah ditunggu"

Aku mendorong Jiel ke ruangan Meeting, Sherly juga ngikut dibelakang kita.

.
.
.

Ok,  kita lanjut Meeting.

"Ini harusnya bisa jadi Meeting trakhir kita ya sebelum resmi diproduksi. Ok?"

"Siiaaap Booos" sahut para staf bareng.

gak ada yang merasa aneh dengan kehadiran Jiel diruang meeting,  karna ditangan Jiel megang proposal yang tadi mereka kirim.  Meraka pasti udah bisa menerka apa yang akan terjadi.

"Ok,  sherly.  Kamu yang duluan kasih kita review tentang proposal yang tadi"

"Saya pak??"

Aku nganggukin Sherly.  Dianya agak kaget,  dikiranya diajak meeting buat bantu bikin notulen doang kali.

Sherly berdiri,  dia mulai menjelaskan...

"Dari proposal yang saya sempat pelajari tadi, Produk ini bagus, sangat inovatif dan sesuai untuk jaman sekarang.  Banyak orang yang sudah beralih ke yang serba cepat anti ribet.  Dan ini salah satu solusi untuk dunia perdapuran.  Kalau menurut saya,  karna ini ditujukan untuk perempuan di dapur jadi kita harus memproduksi dengan banyak pilihan warnanya yang cerah dan menarik. Saya yakin produk kita akan laku keras"

KENANDRA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang