14. Kupon permintaan

8.6K 651 23
                                    

Yang konyol dan menggelitik, gak bisa aku gak tertawakan ketika Jiel tiba-tiba aja tercekat trus lari ke kamar mandi pas inget kran air bathtub.
Itu lucu ketika dia yang tak perdulikan tubuh nakednya berlari terburu-buru.
Beneran Bayik, bisa-bisanya begitu.

Aku tunggu semenit-duamenit, siapa tau Jiel bakal balik lagi ke Sofa, aku masih pengen cuddling soalnya. Tapi sesuai dugaan, dia gak balik. Aku tebak dia pasti udah diantara nyemplung ke bathup atau langsung tepar.
Ni bocah emang gak peduli penetrasi.

Lihat tampilanku sekarang, sangat tak seronok dengan hanya berbalutkan kemeja yang gak fungsi menutupi yang vital. Aku merapikan semua kekacauan, memungut helaian kain yang ditinggal pergi tuannya, memasukkan ke mesin cuci, tak lupa melepas sekalian yang aku kenakan.

Berjalan ke kulkas dan mengambil air untuk mengusir hausku, gak lupa aku mengambikan untuk bayiku.

Jalan kekamar, curigaku bayi itu udah tepar diatas bed, gak taunya enggak.
Pintu kamar mandi terbuka, aku bisa dengar suara dianya yang berdesis, kemungkinan dia udah nyemplung ke bathtub. Tumben masih bertenaga?.

Dan benar, Jiel udah nyemplung ke bathtub, busa-busa putih sudah mengelilingi tubuhnya, entah apa yang bikin dia asik berdecis kayak bocah lagi mainan.

Jiel sudah balik ke setelan pabrik, lupakan mode binalnya, itu tak bertahan lama. yang sebener-benernya polosnya dia ya begini ini, konyol dan ada-ada aja tingkahnya.

Umurnya berapa? Kenapa masih bawa mainan ke bathtub... Sesekali begitulah caranya bahagia.

Aku menyusulnya ke bathtub setelah sedikit membersihkan tubuhku,

Jiel gak sekaget itu, kita udah sering melakukan ritual mandi bareng gini.

"Liat, lucu ya kak... Dikasih Kay tadi" katanya sambil menunjukkan sebuah mainan pinguin yang bisa diputer trus bergerak didalam air.

Siapa yang bakalan mengira dia adalah orang yang sama dengan yang bercinta denganku barusan.

Aku mengambil posisi dibelakangnya, menariknya sampai bersandar didadaku. Menempelkan minuman dingin dipipinya.

"Oiya, jiel Haus" sambutnya, trus dianya mulai meneguk minumnya. Gak lupa bilang makasih pas udah selesai. Good boy!

Wajah lugunya cerah seperti ini, sudah jelas tak akan ada ronde selanjutnya. Jangan harap kawan!

"Mau Kakak keramasin?" tawarku, dianya yang membelakangiku cukup mengangguk memberi jawaban.

Sebelum itu, Aku mencuri kelembaban kulit leher belakangnya, menenggelamkan bibirku dan sedikit memberi gigitan.

"Kaaaaak, jangan nakal pliiiis.... " gitu doang responnya, dianya masih sibuk mainan busa

"Mas masih pengen deeeeek" godaku, siapa tau kan yaaa

"Kak Andra, be nice bisa?"

Sedikit ada penekanan dalam kalimatnya, dahlah jangan harap. Mustahil ronde selanjutnya!

Aku mengerti maksudnya, aku mengambil shower dan mulai membasahi rambutnya.
Eiya, aku lupa cerita, rambut Jiel sudah dipotong
beberapa kali dari sejak dia terakhir memanjangkannya, masih bisa dikucir. warnanya masih belum kembali ke aslinya, kalau potong rambut pasti sekalian cat ulang. Kali ini yang dia pilih lebih gelap, hampir hitam tapi kayak ada biru dan abu-abunya.

Bingung aku mau jelasinnya, yang jelas dia cakep as always.

Pelan-pelan aku Memijat kepala bayiku, yang dianya sibuk main pinguun itu, sampai aku inget:

"El, yang kapan hari kupon permintaanmu gak mau dipakai sekarang aja??"

Utangku nurutin permintaan dia, pas di rooftop itu lho.

KENANDRA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang