8. Tolong

95 21 3
                                    

"Guys, tolongin gue. Tutorial ciuman sama Ayang dong?!"

Dengan wajah panik, Hendery menggebrak meja tempat temannya sedang berkumpul. Menghiraukan tatapan beberapa teman sekelas yang terusik, Hendery mengguncang bahu Yangyang tak berperasaan.

"Mau ciuman sama siapa lo?" cecar Yangyang.

"Budek ya lo? Kan gue bilang sama Ayang."

"Emang lo punya?"

Kali ini giliran Dejun yang menyahut. Alisnya menukik naik. Entah sungguhan tidak tahu atau sengaja menggoda Hendery.

Tapi sepertinya Dejun sungguhan tidak punya clue siapa gadis Hendery.

Aneh saja kalau Jiyeon sungguh mau dengan temannya.

"Abis ini gue yakin gue punya."

"Emang Jiyeon mau sama lo?"

"Ya kali ga mau sama gue anjir," balas Hendery kelewat sewot.

Sialan, kenapa teman-temannya malah tidak ada yang mendukung sih?

Yangyang mengendikkan bahu acuh. "Ya siapa tau kalau gue tikung dia mau."

"Mulut lo minta dirobek ya?!"

"Biarpun Jiyeon jadi Ayang lo, gue ga yakin dia mau lo cium sih."

"Wah, Si Bangsat ngajak berantem ya?"

Sebelum pertumpahan darah terjadi, Haechan lebih dulu menyela, "Jadi lo nyari tutor buat ciuman sama Jiyeon?"

Dengan polos Hendery mengangguk.

"Tanya Jeno noh."

Lalu mata sipit Hendery mendelik. Keparat Lee Haechan!

Beruntung Jeno tidak ada di antara mereka.

Mau ditaruh ke mana wajah Hendery yang tampan paripurna ini?

"Kenapa? Bener kan saran gue?"

"Bener-bener sinting."

"Ya kan gak salah. Objek lo spesifik; Jiyeon. Kebetulan mantannya juga ada; Jeno. Pasti mereka pernah ciuㅡ"

Dengan tak berperasaan, Hendery memukul mulut kurang ajar Haechan dengan kotak pensil Shotaro yang cuma bisa melongo melihat benda berharga miliknya mendarat mulus di bibir Haechan. Shotaro, yang tidak tahu apa-apa, hanya duduk manis di samping keributan tersebut pun kena imbasnya.

Setelah ini Shotaro harus mengganti wadah pensilnya yang sudah tidak suci lagi.

"Gue berdoa banyak-banyak aja sih buat masa depan Jiyeon. Masa abis Jeno, Taeyong, malah meluncur bebas ke Aheng."

Tangan Haechan membuat gerakan yang menunjukkan penurunan selera laki-laki Jiyeon.

"Itulah yang dinamakan pelet China," kata Hendery bangga.

"Kasian Jiyeon sama demit China macam lo."

Hendery sudah meloncat ke atas meja. Siap menerjang Haechan dengan kotak pensil Shotaro lagi. Sayangnya remaja bermulut ember itu berhasil lari keluar kelas menghindari amukan Hendery.



ㅤㅤ
ㅤㅤ



•••
ㅤㅤ
ㅤㅤ




ㅤㅤ

"Kata gue lo gausah ngarep dulu deh."

Jujur saja Renjun risih karena sejak tadi Hendery menguntitnya ke mana-mana.

Gara-gara aplagi kalau bukan tutorial ciuman yang menggelikan.

Bagaimana bisa Hendery seyakin dan sangat percaya diri? Dan kenapa pula ia bertanya pada Renjun yang suci? Apa ia sekalian mau pamer karena akhirnya melepas status lajang dan memacari primadona sekolah?

Renjun jadi makin dengki.

"Dah pergi sana dah lo. Gue sibuk."

"Kalau gue gagal gimana?" bisik Hendery merana.

"Gagal apaan sih? Lo tuh mikirin apaan? Gue tau lo gila, tapi kok makin lama gila lo nambah mulu kaya dosa."

Perkataan Renjun membuat Hendery terdiam sejenak. Bukan karena tersinggung, melainkan mereka ulang motivasi di balik kelakuan ajaibnya hari ini.

Sepertinya Hendery hanya terlalu gugup kalau bertemu Jiyeon setelah kejadian kemarin.

Mulut Hendery memang kadang tidak bisa direm seperti Haechan. Tapi ia juga sudah tidak tahan dengan jarak antara dirinya dan Jiyeon. Bagaimanapun juga Hendery berniat memangkas spasi itu sampai habis tak bersisa.

Alias punya hak milik pada Jiyeon yang cantik.

"Dibanding lo mikirin ciuman gak masuk akal yang besar kemungkinan gak bakal kejadian, mending lo anterin dia pulang aja deh. Abis ini kayanya bakal hujan deres," saran Renjun diselipi tamparan kenyataan.

Hendery mendesah pasrah. Omongan Renjun benar juga.

Tepukan Renjun di bahunya sedikit melegakan. Hendery baru akan balas tersenyum jika saja kalimat Renjun selanjutnya tidak membuat darahnya kembali mendidih.

"Atau lo tanya aja sama Jeno? Dia kan mantan Jiyeon tuh."

"UDAH SINTING YA LO?"

[ ✓ ] Boyfriend; ー NCT (EDISI HENDERY)Where stories live. Discover now