7. Ribut

87 30 8
                                    

Jeno mencibir tanpa suara ketika tanpa sengaja matanya menangkap instastory Doyoung yang kelewat bucin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeno mencibir tanpa suara ketika tanpa sengaja matanya menangkap instastory Doyoung yang kelewat bucin.

"Gapunya ayang gausah ngintip," sindir Doyoung pedas.

"Gak iri juga."

Mereka sedang duduk berdua di ruang tamu. Selesai belanja, Jiyeon langsung pergi ke dapur dan menyuruh dua pria itu mengakrabkan diriㅡyang tentu saja ditolak mentah-mentah oleh keduanya.

"Yakin?" goda Doyoung.

"Yakinlah. Nih ya, Bang. Selama apa pun Kak Jiyeon pacaran sama Abang, kalau jodohnya ternyata gue, mau apa?"

Lee Jeno memang sangat bisa memancing emosi Doyoung. Terbukti sekarang dokter muda itu menggigit bibir bawahnya agar tidak berteriak dan menyambar Jeno sekarang juga.

Malu, ada ibu Jiyeon di rumah. Doyoung harus jadi calon mantu manis idaman para mama.

"Sabar, sabar. Umur orang gaada yang tahu."

Jeno mendelik tak terima. Saat akan kembali mengompori Doyoung, Jiyeon datang dengan camilan di tangan. Gadis itu mendudukkan diri di samping Jeno, di antara kedua pria tersebut.

"Sayang kok duduk sebelah bocah prik itu sih?"

"Kamu kan di sofa tunggal, masa aku duduk di sana?" Tunjuk Jiyeon ke sofa tunggal di seberang Doyoung. "Kejauhan," lanjutnya.

Saat Doyoung akan kembali protes, celetukan Jeno menghentikan mulutnya yang sudah terbuka.

"Putusin aja, Kak. Bacot banget kaya emak-emak nawar di pasar."

Jiyeon menjerit heboh karena Doyoung langsung bangkit hendak menyerang Jeno. Sialnya Jeno malah menjulurkan lidah tak peduli.

"Kalian ya!" pekik Jiyeon frustasi. "Jeno, naik!" titah Jiyeon telak yang langsung dituruti remaja tanggung tersebut. Setelah memberikan jari tengah ke arah Doyoung, Jeno berlari kencang ke lantai dua tempat kamarnya berada.

"Gue doain dibuang orangtua lo, Bocah!" teriak Doyoung seperti orang kesetanan.

"Doyoung! Mama aku denger!"

"Biarin. Ngeselin banget anak siapa sih?!"

"Anaknya temen Mamaku."

"Refund aja anak kaya gitu. Betah banget nampungnya."

"Hush! Jeno itu manis banget tau," bela Jiyeon seraya mengunyah kue coklat buatan ibunya.

"Manis dari Hongkong!"

Doyoung masih sangat bersungut-sungut. Kepalanya serasa mau meledak dan Jiyeon terbahak melihatnya.

"Dia emang jahil. Tapi jangan dibawa serius."

"Gak serius gimana. Dia udah jelas mau ngerebut kamu dari aku loh!"

"Dan kamu percaya aja omongan anak mau lulus sekolah?" Jiyeon menggeleng tak habis pikir. Ia menatap kekasihnya dengan kerling geli.

"Ya dia abis ini glow up, Sayang! Nanti kamu beneran kecantol dia gimana?"

"Stop it, Babe. Kita udah pernah ngomongin ini."

"But seriously, Jiyeonㅡkamu jangan deket-deket dia kalau di rumah."

"Kamar kita pisah, dia sibuk belajar, aku sibuk kelarin kuliah. Kita jarang ketemu di rumah kecuali waktu makan dan kamu juga sering monopoli aku kalau di luar jam kuliah. See? Di mana celah yang bisa Jeno ambil?"

Ketika Doyoung akan protes lagi, Jiyeon melesakkan sepotong kue ke dalam mulutnya. Mau tak mau Doyoung mengunyah dengan wajah dongkol luar biasa.

Kenapa sejak tadi orang-orang menginterupsi hak bicaranya?!

[]

[ ✓ ] Boyfriend; ー NCT (EDISI HENDERY)Where stories live. Discover now