3.

56 29 33
                                    

Selamat membaca!!

Vote dan comment kalo sempet!

:)

"Hai!"

Alya tersentak saat ada yang merangkul nya dari belakang. Untung dia cepat menyadari itu Dina, jika tidak maka sudah di pastikan Dina akan mendapat hadiah manis dari Alya.

"Hehehe kaget yaa, sorry"

"Kalo sekali nggak papa tapi kalo berkali kali gue kasih hadiah" ucap Alya santai.

"Hadiah apa?" Tanya Dina polos.

Alya menunjukan kepalan tangan nya tepat di depan wajah Dina, membuat gadis iu menekuk bibirnya kesal dan Farah menikmati wajah masam Dina di pagi hari.

"Nakal banget tangan nya?" Gumam Dina.

Alya mengendik kan bahunya cuek meninggalkan Farah dan Dina.

Farah terkekeh melihat nasib sahabat nya yang di cuekin Alya, ini pertama kali nya.

Beberapa orang terperangah melihat Farah yang terekeh lepas di tempat umum, bukan lebay tapi memang Farah itu cewek jutek jarang ngomong sekalinya ngomong kaya boncabe.

"Diem lo, malu di liatin"

Sadar dengan ucapan Dina dengan segera Farah menetralkan tawa nya dan kembali memasang wajah cuek dan menyusul Dina menyamakan langkah.

🌼🌼

Sesampainya di kelas Dina menghampiri Alya yang sedang membaca buku tebal, Dina tebak itu buku kramat, FISIKA.

"Alya maafin gue yaaa, jangan cuekin gue dong masa iya lo marah, cukup Farah aja yang muka nya nyebelin gitu, lo jangan" ucap Dina merangkul lengan Alya dan memasang wajah sesedih mungkin.

Di tempat duduk nya Farah merotasikan bola mata nya, dia diam tapi masiiih aja kena.

"Gue nggak marah" jawab Alya tanpa mengalihkan pandangan nya dari buku tebal yang kedua tangan nya.

"Marah! buktinya lo nggak liat muka gue ngomong nya!". Sergah Dina.

Alya menoleh pelan dan tersenyum tipis membuat Dina mengerjap kan mata nya beberapa kali. Jarak yang cukup dekat membuat Dina semakin terperangah dengan senyum tipis Alya.

"Gue nggak marah, Dina" ucap Alya sedikit melembutkan nada bicara nya.

"O-oke"

Alya tersenyum tipis menyadari Dina yang terlihat kaget dan tergagu. Alya kembali menghadap ke depan, menghiraukan Dina yang masih terdiam.

"Ada guru" ujar Alya.

"Dina? Ngapain kamu di situ? Balik ke tempat kamu sekarang" ujar wanita yang berdiri di depan dengan membawa dua buku tebal dan satu kaca mata yang cukup tebal duduk di hidung mancung nya.

"E-eh iyah bu"

Dina berjalan dengan sedikit linglung, membuat Farah menyerengit heran.

"Kenapa?"

Dina menggeleng pelan, Farah mengamati Dina yang masih terdiam dengan pandangan kedepan sedetik kemudian Farah mengendikan kedua bahu nya, Sawan mungkin pikir nya.

Alya Story [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang