16.

15 8 6
                                    

Selamat membaca!!

Vote dan komen jangan lupa
Tandain kalo ada typo atau kalimat yang berantakan!!

🌼🌼

Seorang gadis terbaring lemah di balik selimut berwarna biru, terdapat selang infus di punggung tangan kiri.

Alya, gadis itu berada di rumah sakit setelah Ryan kembali ke rumah gadis itu, Ryan putar balik karena khawatir meninggalkan Alya seorang diri dengan kondisi demam.

Sesampai nya di rumah Alya, ternyata pintu tidak terkunci padahal lelaki itu menyuruh nya, tapi ada untung nya, Ryan bisa masuk tanpa harus mendobrak pintu.

Lelaki itu tergesa menghampiri Alya yang tergeletak di lantai, tak sadar kan diri.

Tubuh Alya sangat panas, dan pucat.

Buru buru, Lelaki itu menyuruh supir nya datang membawa mobil. Lelaki itu menggendong Alya ke tempat duduk dan membaringkan nya sembari menunggu mobil.

Raut khawatir begitu jelas di wajah tampan Ryan, lelaki itu terus menggenggam satu tangan Alya dan mengusap kepala gadis itu. Setelah menunggu cukup lama, hingga terdengar suara mobil berhenti di depan rumah.

Ryan pun membawa Alya ke rumah sakit dengan bantuan supir nya. Selama di perjalanan Ryan tak melepas genggaman nya begitupun pandangan nya takut takut gadis di pangkuan nya tidak bernafas.

Sesampainya di rumah sakit, supir buru buru turun  memanggil suster untuk membantu mereka.

Alya pun di bawa menggunakan brankar menuju UGD, setelah di periksa, dokter mengatakan Alya harus di rawat beberapa hari. Tanpa berpikir panjang Ryan menyetujui saran dokter dan kini gadis itu di rawat dengan kelas VVIP.

Padahal cuma demam.

Awalnya dokter menyarankan rawat di ruang yang biasa saja, tapi malah kena semprot sama Ryan. Jadi terpaksa dokter itu mengiyakan, lagi pun dia tau remaja yang di hadapannya ini siapa.

Suara pintu terbuka, menampak kan seorang laki laki dengan baju santai nya.

Laki laki berdiri di samping Alya yang belum sadar dari tadi. Helaan nafas panjang keluar dari mulut Ryan.

"Sorry, mungkin kalo gue nggak ajak lo main air, lo nggak akan kayak gini"

Di genggam nya tangan Alya, menatap lekat wajah Alya yang masih pucat dan terlihat lemas.

"Yaaa, banguuun" rengek lelaki itu tiba tiba seraya menggesek kan tangan Alya yang terbebas dari infus ke pipi nya lalu menutup mata nya mengunakan tangan Alya.

"Lo nggak mungkin mati kan gara gara demam" racau Ryan tak jelas.

"Masa cuma demam doang lo kaya gini, mana Alya yang galak, hiks"

"Bagusan lo jutek hiks dari pada diem gini hiks"

"Lo nangis?"

Ryan mengangkat wajah nya mendengar suara serak seseorang.

Alya tersenyum kecil melihat area mata Ryan terlihat basah.

Buru buru Ryan mengusap kedua mata nya cepat.

"Enggak! Gue nggak nangis!!"

Kedua sudut Alya berkedut menahan senyum," Oh ya? Tapi kok tangan gue basah" Alya melihat lihat punggung tangan nya yang basah.

"Bocor kali" ucap Ryan asal, bahkan laki laki itu jelas menarik ingus kembali gara gara nangis tadi.

"Di luar nggak hujan Ryan"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alya Story [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang