7.

47 17 27
                                    

Happy reading!!

*

*

"Hati hati, sayang!!"

Alya mengangkat satu tangan nya tanpa menoleh ke belakang, menyatukan jari telunjuk dan ibu jari nya.

"Oke mom!!" Saut Alya.

Hari ini Alya kembali melakukan aktivitas nya sebagai anak sekolah, sudah tiga hari dia izin jadi dia memutuskan untuk aktif kembali.

Rasanya aneh jika tidak berangkat sekolah meskipun di hari libur, bagi Alya menuntut ilmu itu seperti separuh hidup nya, pagi sampai siang dia sekolah, sepulang sekolah dia kerja part time, sepulang kerja dia belajar lagi.

Itu itu saja kegiatan Alya, terkadang jika sempat dia akan ikut membereskan rumah membantu nenek nya.

Anak baik kan?

Tak terasa Alya telah sampai di sekolah megah nya, seperti sudah di sediakan, Alya memarkirkan sepeda nya di tempat pertama kali dia pakai, sepertinya sudah dikhususkan untuk sepeda nya.

Baru beberapa langkah meninggalkan sepeda, Alya di kaget kan dengan teriak kan seseorang memanggil nama nya.

"Alyaaaa!!"

Grep!

Tubuh Alya limbung ke belakang tapi untung saja dia bisa segera menyeimbangkan nya.

"Gue khawatir sama lo, Ya. Kenapa nggak ada kabar?" Ucap Dina yang masih memeluk Alya, kedua tangan Alya terasa kaku, dia tidak pernah di peluk sembarang orang.

Lagi pun Alya tidak terlalu suka melakukan kontak secara langsung dengan orang lain.

Dina melengkungkan bibir nya kebawah tidak mendapat balasan pelukan dari Alya.

"Nggak sempet buka hp, sorry" ujar Alya jujur. Semenjak kematian nenek nya Alya tidak mengaktifkan ponselnya.

Dina melepaskan pelukan nya."Kita turut berduka, Ya" lirih nya.

Alya mengangguk seraya tersenyum tipis sebagai jawaban, ternyata Mario benar benar melakukan janjinya dengan baik.

"Ayok ke kelas, bentar lagi masuk" ucap Farah.

**

Bel istirahat terdengar beberapa menit yang lalu, kini Alya tengah berjalan santai sendirian, koridor nampak sedikit sepi hanya ada segelintir orang yang duduk santai ngobrol dengan teman nya.

Tujuan Alya sekarang adalah perpustakaan, tempat yang belum dia kunjungi di sekolah baru nya ini, padahal perpustakaan adalah tempat favorit nya.

Gadis itu sedikit membungkuk kan badan nya sejenak menyapa petugas perpustakaan. Kakinya melangkah menyusuri tempat yang di penuhi buku buku, Kedua mata Alya berbinar, hatinya terus berdecak kagum melihat keindahan di sekeliling nya.

Tangan cantik nya terulur menyentuh buku yang berjejer rapih. Kepala nya sesekali mendongak, kedua matanya pun bergerak menelisik mencari benda yang di cari nya.

Tak butuh lama, Alya telah menemukan nya. Dia pun segera mengambil buku itu dan mencari kursi yang nyaman untuk dia tempati.

Tak ada banyak orang yang berada di perpus, bahkan bisa di hitung pakai jari. Alya menyayangkan hal itu. sekolah sudah menyiapkan perpustakaan sebagus ini tapi malah sepi peminat.

Jadi orang itu harus banyak membaca agar berpandang luas, tidak berpikir pendek.

Tapi tak apa, kesukaan orang kan beda beda, mungkin mereka tidak hobi membaca.

Alya Story [On Going]Where stories live. Discover now